Cak Imin: Tenaga Kerja Asing Asal China Tak Menetap Lama di Indonesia

Dalam pertemuan dengan Cak Imin, Dubes China mengonfirmasi soal keberadaan tenaga kerjanya di Indonesia.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 26 Mei 2018, 07:52 WIB
Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar didampingi Ketua F-PKB MPR Jazilul Fawaid dan Plt Ketua F-PKB DPR Cucun Syamsurizal memberi keterangan pers usai menghadiri Parlemen Santri Angkatan IV F-PKB MPR RI, Jakarta, Kamis (19/4). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengatakan, perlahan tapi pasti, tenaga kerja asing (TKA) asal China atau Tiongkok akan keluar dari Indonesia.

Hal itu dipastikan usai Cak Imin menggelar pertemuan dengan Dubes China, Mr Xiau Qian, di rumah dinas di Jalan Widya Chandra IV, Jakarta Selatan, Jumat, 25 Mei 2018.

"Bahwa mereka terus-menerus akan mengurangi jumlah tenaga kerja Tiongkok yang ada di indonesia. Pelan dan pasti mereka akan mengurangi jumlah tenga kerja tiongkok yang ada di indonesia dan mengganti dengan tenaga kerja Indonesia," kata Cak Imin.

Cak Imin melanjutkan, dalam pembicaraan tadi juga Xiau Qian mengonfirmasi soal keberadaan tenaga kerjanya di Indonesia.

Menurut Dubes Qian, tenaga kerjanya yang ada di Indonesia hanya bekerja di awal. Dengan kata lain, hanya dibutuhkan saat transformasi teknologi dalam dunia industri.

"Mereka (TKA Tiongkok) itu jadinya hanya membutuhkan pada tahap awal investasi. Hanya awal saja, tapi setelah proses transfer akan ditarik," beber Cak Imin.

 


Negara Lain Juga Terapkan

Senyum Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar saat menemui Ketua MPR Zulkifli Hasan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (11/5). Pertemuan membahas kondisi kebangsaan terkini jelang Pilkada 2018 dan Pilpres 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Cak Imin menuturkan, pernyataan dari Dubes China itu sekaligus juga untuk menjawab spekulasi tenaga kerja asal Tiongkok yang seolah berdiam lama di Indonesia.

Malah, kata Cak Imin, Mr Xiau Qian juga menyebut aturan soal tenaga kerjanya yang berdiam di Indonesia juga berlaku di negara lain.

"Iya di semua negara begitu. Memang kita tekankan supaya enggak terjadi salah paham dan mereka bilang bahwa memang tahap awal saja dibutuhkan tenaga kerja China," dia memungkasi.

Saksikan Video pilihan Berikut Ini: 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya