Liputan6.com, Washington D.C - FBI pada Jumat, 25 Mei 2018 memperingatkan bahwa para penjahat cyber asing telah membobol "ratusan ribu" perangkat router yang dipasang baik di rumah maupun kantor kecil di seluruh dunia, yang mengarahkan lalu lintas di internet dengan mengirimkan paket-paket data di antara jaringan komputer.
Dikutip dari laman VOA Indonesia, Minggu (27/5/2018), dalam sebuah pengumuman layanan publik, FBI telah menemukan bahwa para penjahat cyber asing memanfaatkan program jahat bernama VPNFilter yang dapat mengumpulkan informasi tentang para pengguna, mengeksploitasi perangkat-perangkat milik mereka dan menghalangi lalu lintas jaringan internet.
Baca Juga
Advertisement
Pengumuman tersebut tidak mengungkapkan rincian lainnya tentang asal dari para penjahat tersebut dan apa yang menjadi motivasi mereka.
"Ukuran dan lingkup infrastruktur dari program jahat VPNFilter bersifat signifikan," ujar FBI, dengan menambahkan, program tersebut mampu "melumpuhkan" perangkat-perangkat yang terinfeksi.
FBI menyatakan program jahat tersebut sulit untuk dideteksi, karena enkripsi dan taktik-taktik lain yang mereka gunakan.
FBI mendesak warga untuk menyetel ulang perangkat yang mereka miliki agar dapat menghalangi program jahat itu untuk sementara waktu dan membantu mengenali perangkat-perangkat yang terinfeksi.
Warga perlu untuk mematikan fitur setelah manajemen dari jarak jauh, mengubah kata kunci rahasia atau mengubah kata kunci rahasia dengan yang lebih aman, dan memasang firmware terbaru.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Peretas Tinggalkan Gambar Bendera AS di Layar Komputer Pusat Data Iran
Para peretas telah menyerang jaringan komputer di sejumlah negara, termasuk pusat-pusat data di Iran.
Aktor serangan siber itu meninggalkan jejak berupa gambar bendera AS di layar komputer bersama dengan sebuah peringatan bertuliskan, "Jangan main-main dengan Pemilu kami," ujar Kementerian Teknologi Informasi Iran pada Sabtu, 8 April, seperti dikutip dari VOA Indonesia.
Serangan tersebut tampaknya memengaruhi 200.000 router switch di seluruh dunia dalam sebuah serangan luas, termasuk 3.500 switch di Iran. Lanjut pernyataan dari Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi yang diteruskan oleh kantor berita resmi Iran, IRNA.
Pernyataan tersebut menyebutkan serangan, yang melanda penyedia layanan internet dan memutus akses pelanggan ke internet, dimungkinkan dengan adanya kerentanan dalam router yang diproduksi Cisco.
Firma teknologi itu juga sebelumnya telah mengeluarkan sebuah peringatan dan membagikan program penambal. Namun sayangnya, banyak perusahaan yang tidak mengaplikasikannya disebabkan adanya libur tahun baru di Iran.
Advertisement