Liputan6.com, Surabaya: Kebakaran hebat satu rumah di Jalan Balongsari Tama Blok II, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (18/9) malam. Musiban ini menyebabkan sedikitnya empat korban luka berat.
Belum diketahui penyebab pasti peristiwa itu, namun diduga kuat api pertama kali muncul dari kompor minyak tanah yang meleduk di dapur.
"Kami masih belum memastikannya dan menunggu polisi melakukan olah tempat kejadian perkara dari tim identifikasi," ujar Kapolsek Tandes, Kompol Mochdar Marlin Darwin Sihotang, di lokasi kejadian.
Sebanyak enam unit mobil pemadam kebakaran "berjibaku" melawan "si jago merah" selama sekitar dua jam. Beruntung rumah yang berdekatan tidak sampai tersambar api.
Usai peristiwa, polisi memasang garis polisi dan menyita satu kompor yang diduga menjadi penyebab kebakaran sebagai barang bukti. Beberapa saksi mata kejadian juga dimintai keterangan oleh polisi.
Seorang warga mengaku bahwa api memang berasal dari dapur dan merembet ke bagian rumah lainnya. Warga sekitar mencoba memadamkan api menggunakan alat seadanya.
"Korbannya masih satu keluarga dan semua wanita. Bahkan ada yang terluka parah hingga 90 persen lebih karena tertimpa tangga ketika mencoba menyelamatkan diri," ujarnya.
Tiga di antara empat korban yang dilarikan ke Rumah Sakit Muji Rahayu, masih sadar meski menderita luka bakar hingga 15 persen. Mereka yakni kakak beradik, Dina (26), Romlah (17), dan Satiah (50). Ketiganya menderita luka bakar antara 15 hingga 20 persen di bagian tangan dan kaki.
Seorang lainnya yakni Khoyibah (33), mengalami luka cukup serius dan dirujuk ke RSU dr Soetomo karena menderita luka bakar hingga 90 persen lebih.
"Tiga korban kondisinya stabil dan menjalani perawatan di RS Muji Rahayu. Namun satu korban lainnya harus mendapatkan perawatan serius dan sempat tidak sadarkan diri," kata seorang petugas PMI Surabaya, Sugeng. (PSO-165)
Musibah ini diduga terjadi saat Romlah menyalakan kompor minyak tanah untuk memasak mie instan. Tiba-tiba kompor meledak disertai jilatan api. Akibat ledakan tersebut, rumah Satiah ludes terbakar. Polisi mengamankan barang bukti kompor minyak tanah dan meminta keterangan sejumlah saksi.(ANT/MEL)
Belum diketahui penyebab pasti peristiwa itu, namun diduga kuat api pertama kali muncul dari kompor minyak tanah yang meleduk di dapur.
"Kami masih belum memastikannya dan menunggu polisi melakukan olah tempat kejadian perkara dari tim identifikasi," ujar Kapolsek Tandes, Kompol Mochdar Marlin Darwin Sihotang, di lokasi kejadian.
Sebanyak enam unit mobil pemadam kebakaran "berjibaku" melawan "si jago merah" selama sekitar dua jam. Beruntung rumah yang berdekatan tidak sampai tersambar api.
Usai peristiwa, polisi memasang garis polisi dan menyita satu kompor yang diduga menjadi penyebab kebakaran sebagai barang bukti. Beberapa saksi mata kejadian juga dimintai keterangan oleh polisi.
Seorang warga mengaku bahwa api memang berasal dari dapur dan merembet ke bagian rumah lainnya. Warga sekitar mencoba memadamkan api menggunakan alat seadanya.
"Korbannya masih satu keluarga dan semua wanita. Bahkan ada yang terluka parah hingga 90 persen lebih karena tertimpa tangga ketika mencoba menyelamatkan diri," ujarnya.
Tiga di antara empat korban yang dilarikan ke Rumah Sakit Muji Rahayu, masih sadar meski menderita luka bakar hingga 15 persen. Mereka yakni kakak beradik, Dina (26), Romlah (17), dan Satiah (50). Ketiganya menderita luka bakar antara 15 hingga 20 persen di bagian tangan dan kaki.
Seorang lainnya yakni Khoyibah (33), mengalami luka cukup serius dan dirujuk ke RSU dr Soetomo karena menderita luka bakar hingga 90 persen lebih.
"Tiga korban kondisinya stabil dan menjalani perawatan di RS Muji Rahayu. Namun satu korban lainnya harus mendapatkan perawatan serius dan sempat tidak sadarkan diri," kata seorang petugas PMI Surabaya, Sugeng. (PSO-165)
Musibah ini diduga terjadi saat Romlah menyalakan kompor minyak tanah untuk memasak mie instan. Tiba-tiba kompor meledak disertai jilatan api. Akibat ledakan tersebut, rumah Satiah ludes terbakar. Polisi mengamankan barang bukti kompor minyak tanah dan meminta keterangan sejumlah saksi.(ANT/MEL)