Harga Minyak dan Geopolitik Bikin Bursa Asia Bergerak Bervariasi di Awal Pekan

Investor juga tengah mencerna berita terkait hubungan AS-Korea Utara di akhir pekan.

oleh Nurmayanti diperbarui 28 Mei 2018, 08:45 WIB
Ilustrasi Perdagangan Saham. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta Bursa Asia bergerak bervariasi pada pembukaan perdagangan hari ini, seiring penurunan harga minyak yang membebani sektor energi energi. Investor juga tengah mencerna berita terkait hubungan AS-Korea Utara di  akhir pekan.

Melansir laman CNBC, Senin (28/5/2018), indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,32 persen dan Topix bertambah 0,19 persen. Subindex minyak Topix turun 2,76 persen di tengah melemahnya harga minyak, tetapi kerugian tersebut diimbangi keuntungan di sektor real estate, utilitas dan teknologi.

Sementara itu, indeks Korea Selatan, Kospi naik 0,66 persen seiring kenaikan saham produsen baja dan perusahaan manufaktur. Saham Posco naik 3,18 persen dan Hyundai Steel melonjak 13,8 persen. 

Adapun indeks S&P atau ASX 200 Australia turun tipis 0,21 persen dipicu penurunan saham energi. Saham pertambangan BHP turun 2,3 persen dan Woodside Petroleum merosot 2,75 persen. Sedangkan indeks saham MSCI Asia Pasifik kecuali Jepang sedikit berubah di pagi hari, terakhir naik 0,04 persen.

Pergerakan perdagangan di Bursa Asia mengikuti Wall Street yang ditutup melemah pada pekan lalu. Ini dipicu rilis pendapatan perusahaan yang positif dan berita geopolitik yang melibatkan Korea Utara.

Indeks Dow Jones tergelincir 0,24 persen dan S&P 500 turun 0,24 persen karena kontribusi sektor saham keuangan dan energi.

 

Terkait kondisi Geopolitik, delegasi dari AS dan Korea Utara bertemu pada hari Minggu di perbatasan antara Korea Utara dan Korea Selatan. Pembicaraan itu menyusul pertemuan antara Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Pada kamis lalu, Trump mengatakan ia membatalkan pertemuan dengan Kim yang direncanakan pada Juni. Meskipun Gedung Putih kemudian mengatakan pihaknya masih membuat persiapan jika KTT itu jadi berlangsung.

 


Komoditas dan Mata Uang

Ilustrasi Perdagangan Saham. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Adapun harga minyak menurun akibat tekanan berita yang menyebutkan jika produsen minyak dunia dapat mengurangi kuota pemotongan produksi.

Harga minyak mentah berjangka Brent tergelincir 0,59 persen menjadi US$ 75,99 per barel dan AS West Texas Intermediate berkurang 0,77 persen diperdagangkan pada posisi US$ 67,36 per barel setelah menetap 4 persen lebih rendah pada sesi terakhir.

Sementara itu, mata uang Euro menguat sekitar 0,3 persen setelah berita Presiden Italia tidak menyetujui calon untuk posisi menteri ekonomi.

Mata uang ini diperdagangkan pada posisi US$ 1,1685, dibandingkan dengan penutupan hari Jumat lalu di level US$ 1,1650.

Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap mata uang lainnya, berada di posisi 94,101. Sementara terhadap yen, dolar berada di posisi 109,59.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya