Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menegaskan jalan tol Pemalang-Batang sepanjang 39,2 kilometer bisa dilalui arus mudik tahun 2018 secara fungsional.
Dari total panjang tersebut, sepanjang 17,5 kilometer di Seksi 1 Pemalang-Pekalongan menjadi titik kritis yang ditinjau. Kondisi tanahnya lunak dan tebal ( soft soil) dengan kandungan air tanah tinggi. Sehingga pembangunannya memerlukan teknik konstruksi khusus yakni preloading dan vacum.
Baca Juga
Advertisement
"Dari 17,5 km nantinya sepanjang 13 km menggunakan aspal sementara sisanya adalah lean concrete. Penggunan aspal dipilih dibandingkan beton karena tanahnya soft soil. Pada H-10 tol Pemalang-Batang siap dilalui,” kata Menteri Basuki saat meninjau progres ruas tol tersebut, Sabtu 26 Mei 2018.
PT. Pemalang Batang Toll Road selaku badan usaha jalan tol (BUJT) ruas tersebut juga telah menyelesaikan penimbunan tanah pada oprit jembatan. Dengan demikian seluruh ruas sudah terhubung.
Untuk mudik 2018, jalur tol fungsional Pemalang-Batang ini belum memiliki pintu masuk maupun keluar tol di sepanjang ruas tol. Pintu masuk dan keluar hanya tersedia di Gandulan dan Batang.
Menteri Basuki mengatakan Tol Fungsional Pemalang-Batang ini belum akan dilengkapi dengan alat penerangan seperti lampu pada umumnya. Namun demikian, ruas tol ini akan dilengkapi tolo-tolo dan pembatas jalan untuk membantu pengemudi dalam berkendara.
“Sementara ini kami akan menyiapkan tolo-tolo yang memantulkan sinar saat terkena lampu kendaraan. Di rest area juga kami sedakan lampu sementara,” ujarnya.
Tol Pemalang-Batang dikerjakan oleh konsorsium PT Waskita Karya dan PT. Sumber Mitra Jaya. Ditargetkan Tol Pemalang-Batang dengan nilai investasi sekitar Rp 6 triliun tersebut dapat rampung dan beroperasi pada akhir tahun 2018.