Liputan6.com, Jakarta - PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) mencatatkan laba bersih sebesar USD 9,4 juta atau naik 21 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya hingga April 2018 ini.
Perseroan menargetkan pertumbuhan bisnis secara keseluruhan akan mencapai lebih dari 15 persen. "Peningkatan kinerja April 2018 didorong oleh kinerja induk perusahaan yang naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, baik dari kegiatan underwriting maupun kinerja investasi," tutur Direktur Keuangan & Jasa Korporat TUGU Muhammad Syahid di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin, (28/5/2018).
Ia menambahkan, pendapatan premi bruto selama empat bulan 2018 tercatat sebesar USD 76,1 juta dan hasil underwriting sebesar USD 14,8 juta.
Baca Juga
Advertisement
Adapun peningkatan premi didominasi lini asuransi properti dari sektor migas dan energi serta aviasi. "Tahun ini, kami tetap lebih memilih strategi untuk memperbaiki hasil underwriting,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Utama Perseroan Indra Baruna menyatakan penerapan strategi ini demi menjaga tingkat kehati-hatian dalam mengukur risiko. Oleh karena itu, beberapa bisnis yang sebelumnya ditangani oleh perseroan tidak diperpanjang lagi.
Ia juga menambahkan keputusan ini didasari oleh adanya peningkatan risiko dan penundaan beberapa proyek perseroan.
"Secara top line, strategi ini membuat pertumbuhan bisnis perseroan tidak terlalu besar. Sebaliknya, secara bottom line, bisnis perseroan meningkat signifikan karena tingkat risikonya lebih rendah," kata dia.
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk menjalankan kebijakan subsidi silang antara bisnis yang prospektif dan kurang prospektif.
"Kami akan meningkatkan retensi atas bisnis yang prospektif. Sebaliknya, kami akan lebih berhati-hati menggarap bisnis yang kurang prospektif," ujar dia.
Asuransi Tugu Pratama Jadi Pendatang Baru di BEI
Sebelumnya, PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk akan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin 28 Mei 2018. Perseroan merupakan emiten atau perusahaan mencatatkan sahamnya ke-16 pada 2018 di BEI.
Mengutip data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk yang merupakan anak usaha Pertamina ini melepas sekitar 177,77 juta saham ke publik dengan nilai nominal Rp 100. Jumlah saham ditawarkan diturunkan dari sebelumnya 282 juta saham yang dilepas ke publik.
Perseroan menetapkan harga saham perdana Rp 3.850 per saham. Harga saham perdana ditetapkan tersebut merupakan batas bawah dari yang ditawarkan Rp 3.850-Rp 5.000 per saham.Jadi perseroan memperoleh dana hasil penawaran saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) sekitar Rp 684,44 miliar.
Dana hasil IPO antara lain digunakan untuk memperkuat modal perseroan dalam mengembangkan bisnis mulai dari pengembangan infrastruktur, pengembangan teknologi informasi dan operasional lainnya.
Sedangkan sisanya untuk rebranding dan promosi produk perseroan.Untuk melepas saham ke publik, perseroan telah menunjuk PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Perseroan telah melakukan masa IPO pada 18,21 dan 22 Mei 2018. Penjatahan pada 24 Mei 2018, distribusi saham secara elektronik dan pengembalian uang pemesanan pada 25 Mei 2018.PT Asuransi Tugu Pratama Tbk juga mengalokasikan saham kepada pekerja atau employee stock allocation sebesar 1,30 juta saham.
Harga pelaksanaan alokasi saham kepada pekerja sama dengan harga penawaran perdana.Selain itu, perseroan juga melaksanakan program management and employee stock option plan. Hak opsi yang akan didistribusikan kepada peserta program MESO dapat digunakan untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan dari portepel dengan jumlah sebanyak-banyaknya lima persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement