Liputan6.com, Roma - Presiden Italia Sergio Mattarella tengah menghadapi isu pemakzulan. Isu itu muncul baru-baru ini, setelah dirinya memveto kandidat menteri keuangan yang baru, Paolo Savona.
Langkah Mattarella memicu respons dari sejumlah anggota parlemen dan pemimpin partai besar Italia yang mendesak agar sang presiden mundur dari jabatannya. Demikian seperti dikutip dari BBC, Senin (28/5/2018).
Salah satu anggota parlemen yang mendesak agar Mattarella mundur adalah Luigi Di Maio. Ia juga merupakan pemimpin partai Five Star yang berhaluan populis.
Di Maio mengatakan, kebijakan Presiden Mattarella telah menyebabkan "krisis institusional".
Di Maio mengusulkan pemakzulan berlandaskan pada Pasal 90 konstitusi Italia. Menurut pasal itu, parlemen bisa menuntut pemakzulan terhadap presiden dengan mekanisme pemungutan suara mayoritas (majority vote).
Jika sebagian besar suara parlemen menyetujui pemakzulan presiden, usulan itu kemudian diserahkan kepada Mahkamah Konstitusi yang akan memutuskan apakah tuntutan itu dikabulkan atau tidak.
Sementara itu, pemimpin partai League, Matteo Salvini mengusulkan agar pemilihan presiden baru segera dilaksanakan. League merupakan partai oposisi dan merupakan koalisi Five Star Party.
Baca Juga
Advertisement
Sebelumnya, Presiden Mattarella menolak usulan Perdana Menteri Giuseppe Conte yang menunjuk Paolo Savona sebagai menteri keuangan Italia yang baru.
Mattarella menolak pilihan Conte karena Savona berpandangan politik eurosceptic atau skeptis terhadap Uni Eropa dan keanggotaan Italia dalam organisasi tersebut.
Hal itu tak selaras dengan visi Mattarella yang menginginkan "hubungan baik" dengan Uni Eropa dengan harapan bahwa organisasi itu mampu membantu masalah utang dan perekonomian di Italia.
Akibat perselisihan itu, Giuseppe Conte memutuskan untuk mundur dari jabatannya.
Di sisi lain, Mattarella berdalih, "Saya menginginkan figur (Menkeu) yang punya kendali ... figur yang bukan semakin memprovokasi agar Italia keluar dari Uni Eropa."
Menyikapi langkah mundurnya Conte, Mattarella dikabarkan tengah membujuk mantan ekonom IMF Carlo Cottarelli untuk menduduki kursi perdana menteri Italia untuk sementara.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Eks Pejabat IMF Jadi Calon Menkeu Italia
Mattarella mengatakan dia akan menunggu sebelum memutuskan apakah akan menyerukan pemilihan baru, dan memanggil Carlo Cottarelli untuk pembicaraan pada Senin.
Cottarelli (64) pernah bekerja di IMF dari 2008-2013, mendapatkan julukan "Tuan Gunting" atas prakarsanya dalam kebijakan pemotongan belanja publik di Italia.
Presiden Mattarella memperingatkan pada Minggu bahwa prospek pemerintah populis telah "mengkhawatirkan investor Italia dan asing".
Di sisi lain, kandidat Menkeu Italia Paolo Savona, yang menjabat sebagai menteri industri selama tahun 1990-an, telah menjadi pengkritik terang-terangan atas Uni Eropa dan penentang program penghematan di Italia.
Hal itu telah memicu kekhawatiran atas komitmen Mattarella yang mengusulkan pembentukan koalisi yang lebih erat dengan Uni Eropa dan kemampuan sang presiden untuk mengendalikan utang nasional besar negara itu -- yang saat ini berjumlah 1,3 kali lebih besar dari total pengeluaran negara.
Advertisement