Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran mobil listrik, seharusnya bisa membersihkan kota dari polusi udara yang disebabkan mesin pembakaran internal. Namun, sebuah studi baru menunjukkan, mobil listrik justru dapat meningkatkan polusi di Cina.
Dilansir Carscoops, pemerintah Cina bertekad menjadi pemimpin industri dalam pengembangan dan pengenalan kendaraan listrik. Dengan demikian, pihak Tiongkok menawarkan subsidi besar untuk mendorong produsen dan pembeli beralih ke mobil listrik.
Baca Juga
Advertisement
Namun, masalahnya adalah sebagian besar listrik negara tersebut berasal dari batu bara.
"Beralih ke EV tidak secara alami menghilangkan penggunaan bahan bakar fosil, karena listrik yang menggerakkan berasal dari bahan bakar fosil, yang di Cina berarti batu bara," jelas Scott Kennedy, dari Pusat Studi Strategis dan International di Washington DC, Amerika Serikat.
"Mobil listrik mungkin hanya memindahkan polusi udara dari satu bagian negara ke negara lain," dia memungkasi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kendaraan Listrik Cina Tidak Sebersih yang Terlihat
Sebuah makalah yang diterbitkan tahun lalu oleh Lembaga Penelitian dan Transportasi Universitas Michigan menemukan, kendaraan yang menggunakan pembakaran konvensional dengan konsumsi bahan bakar kurang dari tujuh liter/100 km, lebih ramah lingkungan daripada kendaraan listrik yang keluar dari Cina.
Kendaraan dengan pembakaran internal menjadi lebih menguntungkan ketika biaya lingkungan dari mobil listrik dipertimbangkan. Demikian laporan The Financial Times, Senin (28/5/2018).
Selain itu, para peneliti dari Harvard University dan Tsinghua University di Beijing juga melaporkan bahwa produksi listrik, plug-in hibrida, hibrida, dan sel bahan bakar di Cina menghasilkan 50 persen lebih banyak emisi gas rumah kaca daripada produksi mesin pembakaran internal yang bertenaga.
Plug-in bensin-listrik hibrida dan kendaraan bertenaga sel bahan bakar menghasilkan 50 persen lebih banyak emisi gas rumah kaca daripada produksi mesin pembakaran internal.
Advertisement