Pakat, Lalapan Khas Mandailing yang Makin Laris Saat Ramadan

Menurut warga setempat, memakan pakat saat Ramadan bisa membuat makan makin nikmat. Jika tak percaya, coba saja.

oleh Reza Efendi diperbarui 29 Mei 2018, 12:00 WIB
Menurut warga setempat, memakan pakat saat Ramadan bisa membuat makan makin nikmat. Jika tak percaya, coba saja. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Liputan6.com, Medan – Setiap bulan suci Ramadan, banyak makanan khas bermunculan di beberapa daerah di Indonesia. Seperti di Kota Medan, Sumatera Utara, pakat namanya.

Pakat adalah makanan yang terbuat dari pucuk muda sejenis rontan. Primadona saat Ramadan itu sering dijadikan lalapan oleh warga.

Bagi Anda yang penasaran, Pakat banyak dijual di beberapa kawasan di Kota Medan, seperti di Jalan Letda Sudjono, Kecamatan Medan Tembung, dan di kawasan Jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Medan Kota.

Pedagang Pakat di Jalan Ledta Sudjono, Nur Asiah Siregar mengaku bersama keluarganya, sudah lebih dari 20 tahun menjual Pakat, panganan khas masyarakat Mandailing tersebut.

"Sebenarnya pakat ini makanan khas Mandailing. Sekarang banyak yang suka, bisa dicampur dan dibuat berbagai sayuran, atau hanya dijadikan sebagai lalapan," kata Nur saat ditemui Liputan6.com, Senin, 28 Mei 2018.

Wanita berusia 37 tahun itu menjelaskan, Pakat merupakan salah satu jenis tanaman rotan, namun memiliki tekstur yang sangat lembut. Nur mengaku menjual Pakat dengan dua jenis, Pakat bakar yang sudah masak dan juga belum dibakar atau belum masak.

"Banyak pembeli suka yang sudah dibakar, tidak perlu repot lagi. Banyak yang beli ingin langsung makan Pakat," jelasnya.

Setiap hari, Nur mulai berjualan Pakat sejak pukul 08.00 WIB hingga maghrib. Lalapan khas Mandailing yang dijual Nur itu berasal dari berbagai daerah seperti Langga Payung, Kota Pinang, dan Rantau Prapat.

"Karena memang di daerah tersebut banyak menghasilkan Pakat," ujarnya.

 


Harga Pakat

Menurut warga setempat, memakan pakat saat Ramadan bisa membuat makan makin nikmat. Jika tak percaya, coba saja. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Nur menyebut, ia dan keluarganya tidak hanya menjual Pakat saat Ramadan saja, tetapi juga menjual Pakat di hari biasa. Hanya saja, saat Ramadan lebih ramai pembeli yangterlihat dari jumlah penjualan.

"Kalau hari biasa hanya bisa menjual 10 ikat Pakat, kalau di Ramadan bisa meningkat hingga lima kali lipat. Untuk satu ikat Pakat terdiri dari 125 hingga 150 batang. Per batang dijual dengan harga Rp 2.500, juga sering dijual empat batang Rp 10.000," tuturnya.

Seorang pelanggan setia Nur, Ismail Nasution mengaku, Pakat memang menjadi menu wajibnya dan keluarga, terutama saat buka puasa di keluarganya. Bagi Ismail, mengonsumsi Pakat saat bulan puasa bisa menambah nafsu makan.

"Kami satu keluarga suka makan Pakat, apalagi saat Ramadan. Rasanya sangat enak, sering kami buat jadi sayur, tapi memang lebih enak jika dijadikan lalapan untuk pelengkap makanan dan menambah selera makan," ungkapnya.

Selain dijadikan sayur dan lalapan, Ismail dan keluarga senang menikmati Pakat bersama dengan Ikan Sale. Bagi warga berdarah Mandailing ini, memadukan Pakat dan Ikan Sale merupakan hal yang menyenangkan.

"Kalau dicampur Ikan Sale, rasanya benar-benar menciptakan cita rasa yang luar biasa. Enak kali, cobalah," ucap Ismail berpromosi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya