Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pemerintah Malaysia mencatatkan rekor gemilang, ketika berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba jenis sabu kristal sebanyak hampir 1,2 ton, yang disembunyikan di balik paket teh dari Myanmar.
Polisi juga meringkus enam orang tersangka dalam penyergapan yang dilakukan Senin pagi tadi, terhadap sebuah kontainer yang telah mendarat hampir seminggu di Pelabuhan Port Klang, di barat daya Kuala Lumpur.
Dikutip dari Channel News Asia pada Senin (28/5/2018), pengungkapan tersebut berlangsung di tengah kian derasnya laporan tentang penyelundupan narkoba di Asia Tenggara.
Baca Juga
Advertisement
Total sabu kristal yang disita polisi Malaysia mencapai 1.187 kilogram, dengan nilai komersial yang ditaksir sekitar 71 juta ringgit, atau setara Rp 249 miliar.
"Ini adalah penyitaan terbesar dalam sejarah pemberatasan narkoba di Malaysia, baik secara berat maupun nilainya," ujar Direktur Jenderal Bea Cukai Malaysia, Subromaniam Tholasy, di hadapan media.
Seluruh obat-obatan terlarang yang dikemas dalam paket teh berwarna kuning keemasan itu diperlihatkan oleh polisi Malaysia di kantor lembaga pemberantasan narkoba di distrik Nilai.
Keenam tersangka, yang masing-masing terdiri dari tiga orang berkewarganegaraan Malaysia dan Myanmar, telah ditahan.
"Kami masih menyelidiki, tetapi kami yakin sindikat yang terlibat memiliki hubungan dengan sindikat di Myanmar," kata Subromaniam, seraya menambahkan pihak bea cukai juga menyita sejumlah kecil heroin dan sekitar satu juta rokok selundupan.
Simak video pilihan berikut:
Produsen Sabu Terbesar di Asia
Sabu kristal adalah salah satu bentuk metamfetamin, yakni obat sintetik yang bersifat sangat adiktif.
Pasar sabu sendiri telah berkembang pada tingkat yang mengkhawatirkan di Asia, di mana para ahli melaporkan peningkatan penggunaan yang sangat besar pada 2015 lalu.
Menurut lembaga PBB yang khusus menangani narkoba, sabu telah menjadi salah satu ancaman kesehatan terbesar di tingkat global, di mana pertumbuhan penggunanya masih lebih tinggi dibanding angka pemberantasannya.
Di lain pihak, perhatian dunia semakin tertuju pada Myanmar yang dalam beberapa dekade terakhir, dikenal sebagai produsen candu terbesar di Asia Timur Raya.
Sebagaimana yang umum diketahui, candu merupakan bahan baku untuk membuat narkoba bertekstur halus, seperti heroin dan sabu.
Disebutkan bahwa produksi obat-obatan terlarang ini banyak berlokasi di wilayah perbatasan Myanmar yang minim kendali hukum oleh pemerintah.
Advertisement