Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan hari ini.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu (30/5/2018), IHSG bergerak melemah 30,89 poin atau 0,51 persen ke posisi 6.037,43.
Pelemahan berlanjut pada pembukaan perdagangan saham pukul 09.00 WIB, IHSG melemah 37,84 poin atau 0,62 persen ke posisi 6.030,4. Indeks saham LQ45 juga melemah 1,08 persen ke posisi 967,12.
Baca Juga
Advertisement
Seluruh indeks saham acuan kompak melemah. Sebanyak 60 saham menguat namun tak mampu mengangkat IHSG ke zona hijau. Kemudian 88 saham melemah dan 118 saham diam di tempat.
Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.042,90 dan terendah 6.024,53. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 10.627 kali dengan volume perdagangan 115,9 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 204 miliar.
Investor asing beli saham Rp 2,01 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.031. Sebagian besar sektor saham memerah kecuali sektor saham perdagangan yang naik 0,20 persen.
Sementara yang turun, antara lain sektor saham infrastruktur melemah 1,51 persen. Disusul sektor saham aneka industri yang turun 1,15 persen dan sektor saham keuangan yang melemah 0,98 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham SOCI naik 8 persen menjadiRp 216, dan catatkan penguatan terbesar.
Disusul saham HOME mendaki 6,6 persen ke posisi Rp 210 per saham, dan saham GTBO naik 5,96 persen ke posisi Rp 320 per saham.
Saham yang melemah antara lain saham SMRA turun 4,59 persen ke posisi Rp 935 per saham, saham PZZA tergelincir 4,11 persen ke posisi Rp 1185 per saham, dan saham LMAS susut 4,45 persen ke posisi Rp 70 per saham.
Bursa Asia Melemah Mengekor Wall Street
Bursa Asia melemah dipicu aksi jual di pasar Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang membebani sesi perdagangan. Krisis politik di Italia turut menjadi pusat perhatian, karena investor khawatir terhadap implikasinya terhadap Zona Euro.
Melansir laman CNBC, Rabu (30/5/2018), indeks Nikkei 225 turun 1,76 persen di Tokyo, dengan sektor perbankan dan non-logam besi memimpin penurunan. Sementara indeks Topix turun 1,62 persen karena 33 subindeks diperdagangkan lebih rendah.
Bursa Seoul dan Sydney mencatat penurunan yang sedikit lebih terukur pada awal berjalan. Kospi turun 1,16 persen. Di mana, saham perusahan besar seperti Samsung Electronics dan Posco turun masing-masing 1,17 persen dan 2,72 persen.
Adapun indeks saham MSCI Asia Pasifik kecuali Jepang menurun 0,51 persen di perdagangan pagi.
Sebelumnya Wall Street juga melemah di tengah krisis politik di Italia dan investor yang masih mencerna negosiasi perdagangan antara AS dan China. Indeks Dow Jones turun 1,58 persen, atau 391,64 poin, menjadi 24,361.45.
Kerugian yang terlihat pada hari Selasa menandai kinerja harian terburuk untuk Dow dan S & P 500 sejak 24 April. Kedua indeks saham juga turun untuk sesi ketiga berturut-turut.
Di Italia, FTSE MIB anjlok 2,65 persen di tengah gejolak politik yang sedang berlangsung yang diperkirakan akan mengarah pada pemungutan suara baru dalam beberapa bulan ke depan.
Italia telah tanpa pemerintah sejak pemungutan suara yang tidak meyakinkan berlangsung pada awal Maret, dengan kelompok-kelompok politik anti kemapanan meninggalkan upaya untuk membentuk koalisi selama akhir pekan di tengah perselisihan dengan kepala negara negara itu.
"Bintang Lima dinilai sudah mengubah pemilihan menjadi anti kemapanan/anti Satu Euro dan itulah yang pasar miliki dalam pemandangannya," ujar David de Garis, Direktur Ekonomi National Australia Bank, dalam catatannya.
Tonton Video Ini:
Advertisement