Dialiri Listrik PLN, Warga Natuna Senang Kini Bisa Nonton TV

Warga Natuna di Kepulauan Riau girang karena desanya sudah terang benderang karena jaringan listrik PLN.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 30 Mei 2018, 10:35 WIB
PLN melistriki desa di Kabupaten Natuna (Dok Foto: Liputan6.com/Nurseffi Dwi Wahyuni)

Liputan6.com, Natuna - Listrik merupakan kebutuhan dasar yang mendukung aktivitas warga sehari-hari. Bagi warga perkotaan, listrik begitu mudah diraih karena tersedia di mana-mana. Namun, hal ini berbeda bagi warga pulau terpencil, terluar, dan terdepan (3T). Bagi mereka, listrik adalah barang langka dan mewah.

Untuk memenuhi kebutuhan listrik warga di pulau terluar, PT PLN (Persero) telah melistriki 13 desa di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau pada Selasa, 29 Mei 2018. Ke-13 desa yang berhasil dilistriki PLN, yaitu Desa Pulau, Tiga Tanjung Kumbik Utara, Setumuk, Selading, Sabang Mawang Barat, Tanjung Batang, Kadur, Tanjung Pala, Meliah, Terayak, Meliah Selatan, Subi Besar, dan Subi Timur.

Yanti, warga Desa Sabang Mawang, Pulau Tiga, Kabupaten Natuna, mengaku senang karena kini desanya sudah dilistriki PT PLN (Persero). Hal pertama yang dilakukannya saat ada listrik, yaitu menonton televisi.

"Ingin nonton TV, soalnya di sini enggak ada hiburan. Paling enggak kalau ada listrik, kita bisa berkegiatan lain, anak-anak bisa nonton televisi karena selama ini kan mainnya ke laut bahaya juga," tutur Yanti saat ditemui Selasa, 29 Mei 2018.

Dengan masuknya listrik PLN, kata dia, wanita berusia 25 tahun ini berencana menjual minuman dingin untuk menambah penghasilan.

Hal serupa dirasakan Saparudin. Menurutnya, kehadiran listrik juga bisa membantu aktivitas belajar anak-anak di rumah.

"Alhamdulillah bisa kita nikmatin buat anak-anak kita belajar, untuk nonton televisi, untuk latihan komputer," kata dia.

Wanzaimah (42), warga Desa Tanjung Kumbik mengaku masuknya listrik PLN bisa membuat dirinya lebih berhemat.

Sebelumnya, masyarakat setempat menggunakan listrik dari Perusahaan Daerah (Perusda) di mana mereka harus membayar Rp 150 ribu-400 ribu per bulan untuk listrik yang belum menyala 24 jam.

“Alhamdulilah sangat senang sekali. Siang hari kita bisa bikin apa saja untuk membantu keluarga. Kalau malam enggak capek lagi menjahit pakai kaki,” ujar Wanzaimah yang berprofesi sebagai penjahit.

 

 


Investasi Miliaran Rupiah

PLN melistriki desa di Kabupaten Natuna (Dok Foto: Liputan6.com/Nurseffi Dwi Wahyuni)

PLN gencar melistriki desa-desa di pulau terdepan Indonesia, salah satunya adalah desa-desa di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Untuk mencapai target rasio desa berlistrik 100 persen pada 2019, PLN kebut target melistriki seluruh desa di Kepulauan Riau (Kepri).

Pada Mei 2018 ini, sebanyak 13 desa di Kabupaten Natuna berhasil dilistriki PLN dan terdapat enam lokasi yang jam nyala listriknya ditingkatkan menjadi 24 jam. Adapun nilai investasi untuk pekerjaan tersebut mencapai Rp 23 miliar.

Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun, mengapresiasi komitmen PLN dalam melistriki Kepri, khususnya Natuna. Di Kepri ada 2.840 pulau. Sebanyak 385 pulau berpenghuni di mana 60 pulau telah berlistrik. Dia berharap 2019, PLN segera menuntaskan program pembangunan infrastruktur kelistrikan di pulau-pulau tersebut pada 2019.

"Terima kasih kepada pemerintah pusat dan PLN yang komit melistriki Kepri, khususnya Natuna. Hal ini sesuai dengan Nawacita Presiden mewujudkan pembangunan daerah terluar, tertinggal dan terdepan. Wajah terdepan harus hebat. Bandara, jalan, pelabuhan, pendidikan, kesehatan harus bagus," jelas Nurdin.


Bermanfaat

PLN melistriki desa di Kabupaten Natuna (Dok Foto: Liputan6.com/Nurseffi Dwi Wahyuni)

Direktur Regional Sumatera PLN Wiluyo Kusdwiharto berharap infrastruktur kelistrikan di Natuna dapat mengakselerasi program-program yang sedang digulirkan pemerintah, seperti pembangunan sentra kelautan dan perikanan terpadu di pulau-pulau; penjagaan kawasan pertahanan di Natuna; serta peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan.

"Kami mendukung program pembangunan daerah dengan menyediakan pasokan listrik yang cukup. Dengan adanya listrik, sentra nelayan seperti cold storage dan oven dapat dioperasikan secara maksimal sehingga warga Natuna yang berprofesi sebagai nelayan dapat mengelola hasil tangkapan menjadi lebih efisien. Selain itu, penjagaan kawasan pertahanan di Natuna juga dapat lebih optimal. Serta pelayanan kesehatan dan sekolah yang berada di daerah tersebut dapat melayani masyarakat lebih optimal lagi dengan adanya listrik yang beroperasi selama 24 jam," ujar Wiluyo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya