Liputan6.com, Jakarta - Ilmuwan diketahui tengah mengembangkan teknologi yang bisa membantu otak manusia bisa lebih pintar. Tujuannya adalah untuk membantu manusia mempelajari dan memahami tentang data.
Adapun alasan peneliti menciptakan teknologi tersebut karena selama ini belum ada alat khusus yang membuat orang menemukan kegunaan basis data yang kompleks. Karena itu, para peneliti ini bekerja dengan menciptakan alat bantu virtual yang canggih.
"Ilmu pengetahuan menunjukkan, banyak pemrosesan latar belakang yang tidak kita perhatikan, bisa membocorkan informasi yang berguna tentang lingkungan. Itu bisa mengidentifikasi, apakah ada area kepentingan, ancaman atau ada potensi yang menarik yang tidak kita lihat," ujar pimpinan peneliti Jonathan Freeman.
Baca Juga
Advertisement
Freeman menjelaskan, manusia kini bisa menggunakan sentuhan, penglihatan dan pendengaran untuk merasakan lingkungan dan dunia sekitar.
"Yang kami coba lakukan adalah memberikan kesadaran tambahan dari proses bawah sadar yang dilakukan manusia. Ini memberi kita kekuatan dan kemampuan ekstra untuk memahami makna basis data besar," tambahnya.
Bagaimana Cara Kerjanya?
Ilmuwan yang juga tergabung dalam proyek riset Uni Eropa ini berharap dapat membantu manusia menjadi lebih cerdas dan lebih efisien dalam mendengar dengan menstimulasi bawah sadar, agar dapat memobilisasi kekuatan kreatifitas. Untuk itu, mereka menggunakan teknologi yang kompleks.
"Kami integrasikan tatanan VR (Virtual Reality) dan 'mixed reality', yang memungkinkan kami menyaring informasi dengan cara imersif," ucap Pedro Omedas, pakar ilmu komputer dalam proyek tersebut.
"Kami menggunakan sistem pelacakan, untuk memahami bagaimana seseorang bergerak dalam ruang tertentu. Kami juga punya beragam sensor fisiologi, detak jantung, pernafasan. Yang menangkap sinyal yang diproduksi pemakai secara sadar atau bawah sadar. Tantangan utamanya, bagaimana mengintegrasikan semua informasi secara koheren", lanjutnya menjabarkan.
Advertisement
Kaitan Otak dengan Tubuh
Pakar ilmu saraf Anna Mura menjelaskan lebih lanjut kalau sistem ini memungkinkan pihaknya membuat proses bawah sadar menjadi proses sadar.
"Ini membantu kami mengasimilasi informasi dalam basis data yang kompleks. Informasi yang mustahil diuraikan tanpa bantuan tambahan," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, pakar psikologi Paul Verschure menambahkan, "Otak bukan komputer, yang mengendalikan alat eksternal. Otak dan tubuh terkait erat. Otak maupun tubuh saling mambatasi apa yang dilakukan. Karena itu, untuk mamahami otak, kita harus meletakannya dalam konteksi tubuh."
Contohnya, tubuh manusia. Untuk memahami otak, kita perlu mewujudkannya dalam sebuah robot.
"Ini langkah berikutnya dalam eksplorasi, tentang bagaimana otak bekerja. Dan pada akhirnya memahami fondasi fisik dari kesadaran", papar Verschure.
Hal tersebut dinilai sebagai satu langkah maju dalam penelitian instrumen ilmiah baru, untuk membantu kita memahami kegunaan basis data besar.
Reporter: DW
Sumber: DW.com
(Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: