Liputan6.com, Jakarta - Program konversi minyak tanah ke elpiji telah dilaksanakan sejak 2007. Namun sampai saat ini, masih ada wilayah yang belum menikmati paket perdana elpiji subsidi 3 kilogram (kg).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, pemerintah telah memberikan paket perdana elpiji 3 kg sebanyak 57,19 juta paket. Pembagian dilakukan secara bertahap sejak 2007 sampai 2016.
Baca Juga
Advertisement
"Kalau distribusi paketnya dari 2007-2016 sebanyak 57,19 juta paket. Ini kami tidak membedakan pemerintah siapa," kata Jonan di Jakarta, Rabu (30/5/2018).
Menurut Jonan, saat ini masih ada wilayah yang belum menerapkan konversi minyak tanah ke elpiji. Wilayah tersebut adalah Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, sebagian Nusa Tenggara Barat (NTB), dan pulau pantai Barat Sumatera.
"Ada daerah belum terkonversi, termasuk Papua, Papua Barat," tuturnya.
Melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 pembagian paket perdana elpiji 3 kg akan dilakukan bertahap. Pada tahap pertama sebanyak 366.330 paket untuk wilayah Riau, Bangka Belitung, dan NTB. Untuk tahap kedua, 136.215 paket akan dibagikan ke wilayah Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
Jonan mengungkapkan, tidak semua wilayah akan menikmati paket perdana elpiji. Pasalnya, pemerintah akan mengembangkan penggunaan gas bumi sebagai sumber energi rumah tangga. Program itu akan diterapkan pada wilayah yang memiliki potensi gas.
"Di kemudian hari memang untuk daerah seperti Riau, Palembang, sebagian Kalimantan Utara kita bangun jaringan gas. Tidak ada konversi elpiji lagi. Elpiji hanya untuk wilayah yang tidak ada jaringan gas," tandas Jonan.
Memasuki Pekan Kedua Ramadan, Konsumsi Elpiji Naik 5 Persen
PT Pertamina (Persero) mencatat terjadi peningkatan konsumi Elpiji sebesar 5 persen, pada pekan kedua Ramadan 2018. Hal ini diakibatkan peningkatan aktivitas rumah tangga pada momen tersebut.
Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, memasuki pekan ke dua Ramadan, konsumsi Elpiji menunjukkan peningkatan sekitar 5 persen dari rata-rata konsumsi normal.
"Hal ini karena aktivitas masyarakat di awal Ramadhan menunjukkan peningkatan, terkait dengan aktivitas rumah tangga yang menggunakan Elpiji," kata Adiatma, di Jakarta, pada 25 Mei 2018.
Menurut Adiatma, Pertamina telah mengantisipasi peningkatan konsumsi Elpiji selama Ramadan hingga mudik Idul Fitri, dengan menambah pasokan sejak awal Ramadan. Perkiraan konsumsi elpiji meningkat dari rata-rata 23.124 metrik ton (mt) per hari menjadi 24.113 mt per hari selama masa Ramadan dan Idul Fitri nanti.
Puncak permintaan Elpiji akan terjadi pada sehari menjelang Idul Fitri hingga 17 persen dari rata-rata 23.124 mt per hari, menjadi 27 ribu mt per hari. Untuk mengantisipasi kenaikan konsumsi Elpiji, Pertamina telah meningkatkan stok Elpiji di setiap depot.
Saat ini secara nasional, stok Elpiji mencapai 363.042 mt, cukup untuk memenuhi kebutuhan Epiji selama 17,6 hari. Stok Elpiji itu aman di atas standar stok nasional yang ditetapkan, yakni 11 hari.
Khusus untuk penyaluran Elpiji, Pertamina telah menyiagakan 3.094 agen Elpiji bersubsidi dan non-subsidi, serta 31.612 pangkalan Elpiji bersubsidi di seluruh Indonesia.
“Kita juga akan menyiagakan 49 SPPBE Kantong di Pulau Jawa untuk memastikan kelancaran suplai Elpiji selama arus mudik,” tandasnya.
Advertisement