Liputan6.com, Jakarta - Sudah bukan rahasia lagi kalau Facebook kerap ketahuan menyontek fitur yang dimiliki Snapchat. Meski tak mengaku menyontek, fitur Snapchat kini sudah hadir di Instagram--yang notabene sudah menjadi milik Facebook.
Kendati demikian, hal mengejutkan keluar dari pernyataan CEO Snapchat Evan Spiegel terkait hal tersebut. Dalam acara tahunan Code Conference Recode baru-baru ini, Spiegel mengaku dirinya ternyata tak masalah fitur layanannya disontek Facebook.
Bahkan, ia mengaku tersanjung karena Facebook meniru fitur yang ada di layanannya. Lebih lanjut ia menuturkan, meski Facebook meniru fitur populer yang ada di platform-nya, bukan berarti perusahaan yang dipimpin Mark Zuckerberg itu lebih unggul.
Baca Juga
Advertisement
"Snapchat bukan hanya sekadar fitur, platform ini memiliki dasar filosofis yang melawan media sosial tradisional," tuturnya seperti dikutip dari Recode, Rabu (30/5/2018).
Ia pun menyebut layanan semacam Snapchat yang membuat media sosial tradisional merasa terancam.
Spiegel menuturkan, pada dasarnya seseorang tak senang berkompetisi dengan temannya untuk mendapatkan 'Likes' dan perhatian. Hal itu, menurutnya, merupakan hal yang tak begitu menyenangkan dan bagus.
Karena itu, Snapchat memilih untuk tidak memiliki fitur 'Likes' semacam itu. Suami Miranda Kerr ini mengaku sejak awal mendorong Snapchat sebagai platform komunikasi ketimbang sekadar platform berbagi dengan orang banyak.
Nilai ini, menurut Spiegel, berbeda dari format yang dimiliki Facebook sebagai sebuah media sosial. Hal ini pula yang membuat Snap masih bisa bertahan, meski Facebook dapat meniru fitur yang dimiliki layanannya.
"Pada dasarnya, sangat sulit bagi mereka (Facebook) untuk mengubah DNA-nya, yakni membuat orang berkompetisi dengan orang lain secara online untuk mencari perhatian. Nilai kami sangat sulit ditiru," tutur ayah satu anak tersebut.
Jumlah Pengguna Naik, Snapchat Siap Libas Instagram
Terlepas dari rivalitas kedua perusahaan, Snapchat dilaporkan sudah mulai menunjukkan tanda-tanda membaik. Pertumbuhan pengguna Snapchat pada akhir 2017 dinilai dapat meyakinkan para investor bahwa layanan tersebut mampu bersaing dengan Instagram.
Pengguna aktif harian Snapchat naik menjadi 187 juta pada kuartal IV 2017 dari 178 juta tiga bulan sebelumnya. Hasil ini lebih tinggi daripada rata-rata ekspektasi analis sebesar 184,2 juta pengguna.
Pengguna aktif harian Snapchat naik 18 persen dari satu tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini dianggap investor dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan dari iklan.
Reuters dalam laporannya menyampaikan pencapaian tersebut sekaligus dinilai "menghidupkan" kembali harapan Snapchat bisa bersaing dengan Instagram.
Selain itu, hal itu juga bisa membangkitkan antusiasme investor yang sempat memudar setelah Snap (induk usaha Snapchat) melantai di bursa pada tahun lalu.
Pendapatan Snap diketahui naik 72 persen menjadi US$ 285,7 juta, melebihi ekspektasi analis US$ 253,2 juta. Pertumbuhan ini terjadi berkat banyaknya perusahaan-perusahaan yang memasang iklan di Snapchat.
Advertisement
Snapchat vs Instagram
Instagram yang kini memiliki pengguna lebih dari dua kali lipat pengguna harian Snapchat, kian agresif menggulirkan fitur baru dan mendapatkan dukungan penuh dari induk usahanya, yaitu Facebook.
Layanan berbagi gambar dan video itu pun tak segan menyontek berbagai fitur Snapchat seperti merilis fitur Stories.
Keyakinan keduanya bisa hidup bersamaan di wilayah media sosial terguncang ketika pertumbuhan pengguna Snapchat melambat pada tahun lalu.
Sejumlah analis berpendapat Snapchat lebih memilih membenahi layanannya dan menyelesaikan berbagai masalah, ketimbang merasa terganggu dengan Instagram.
"Mereka akan terus menjadi kompetitor, dan Snap melakukan pekerjaan hebat dengan bersaing untuk hal pendapatan," kata Michael Pachter dari Wedbush Securities.
Menurut eMarketer, Snapchat memasuki pasar iklan internet yang setengahnya telah didominasi oleh Facebook dan Google.
Pengiklan Snapchat berasal dari merek-merek besar, tapi menurut Chief Strategy Officer Snap Imran Khan, pendapatan dari bisnis kecil naik dua kali lipat dari kuartal III ke IV 2017.
"Kami tahu bahwa untuk benar-benar meningkatkan bisnis, iklan di Snapchat harus menjadi sangat mudah," tutur Khan.
(Dam/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: