Liputan6.com, Lombok Tengah - Warga di sejumlah desa di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, mulai mengalami krisis air bersih akibat kekeringan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Tengah, Muhammad menyebutkan 83 desa di sembilan kecamatan terdampak krisis air bersih akibat kekeringan.
"Kita sudah kerahkan mobil tangki untuk mendistribusikan air bersih, guna memenuhi keperluan minum dan memasak warga," ujarnya di Lombok Tengah, Selasa, 29 Mei 2018, dilansir Antara.
Ia mengatakan, dari 83 desa di sembilan kecamatan yang terdampak krisis air bersih, hanya Kecamatan Batukliang, Batukliang Utara, dan Pringgarata yang tidak terdampak krisis air.
Baca Juga
Advertisement
Sementara dari sembilan kecamatan itu, enam kecamatan paling banyak membutuhkan air bersih, yaitu Kecamatan Janapria, Praya Timur, Pujut, Praya Barat, Praya Barat Daya, serta Jonggat bagian selatan yang meliputi Sukarara dan Labulia.
"Awalnya kita turun membantu ke Kecamatan Pujut, dilanjutkan ke Jonggat di Desa Labulia dan Praya Timur. Ada sejumlah kecamatan dan desa yang akan juga dipasok air bersih, mengingat permintaan masih terus ada," kata Muhammad.
Bahkan, setiap hari sampai tiga tangki. Satu tangki mobil memiliki kapasitas 5.000 liter.
"Untuk bulan ini kita masih dalam posisi siaga. Karena kemungkinan kalau sudah masuk Agustus dan September, baru di sana akan pada posisi tanggap darurat," ujarnya.
Selain pasokan air bersih dari sumbernya sudah menipis, permintaan warga cukup banyak. Untuk mengantisipasi hal ini, pihaknya terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTB.
Disinggung hingga kapan terjadi krisis air, Muhammad mengatakan tergantung curah hujan. Bahkan, bisa sampai dua bulan atau tiga bulan. Sementara, stok air bersih tahun ini pihaknya sudah siapkan 220 tangki air bersih.
"Kalau dilihat dari stok yang ada, sementara ini bisa mencukupi kebutuhan enam kecamatan," katanya.
Saksikan video pilihan berikut ini: