Liputan6.com, Jakarta - Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) lrjen (Purn) Ansyaad Mbai menyebut paham radikalisme sudah merambah ke partai politik. Dia menduga paham tersebut masuk ke partai politik sejak 2016.
"Sejak 2016 banyak jargon-jargon yang ditujukan untuk oknum-oknum dan orang yang dianggap radikal," ujar Ansyaad dalam diskusi bertema 'Radikalisme di Tubuh Partai Politik' di Vox Point Indonesia Jakarta Pusat, Rabu (30/5/2018).
Advertisement
Jika kondisi tersebut terus berlarut, menurut dia, dunia politik nasional akan terganggu. Sebab gerakan radikalisme kini telah berkembang ke partai politik. Ansyaad pun mencontohkan kondisi di negara di Timur Tengah yang berakhir menjadi konflik dalam negeri.
"Iran dan Suriah mereka pada akhirnya merekrut satuan bersenjata secara banyak. Mereka berhasil mempengaruhi oknum polisi, militer dan sebagainya," jelas dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Julianto mengatakan partainya memiliki cara untuk memperkuat kebangsaan dan rasa nasionalisme para kader. Salah satunya, membaca teks Pancasila dan upacara bendera.
Menurut dia, dengan cara seperti itu, kemungkinan besar paham radikalisme tidak akan muncul di partai politik.
"Radikalisme pasti tidak akan tumbuh di Partai Gerindra. Di Gerindra gerakan Indonesia raya tumbuh berkembang," ucap Ferry.
Saksikan tayangan video menarik berikut ini: