Rupiah Menguat, Sempat Sentuh 13.885 per Dolar AS

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.885 - 13.960 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 31 Mei 2018, 11:30 WIB
Petugas menghitung uang pecahan dolar Amerika di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (18/5). Pagi ini, nilai tukar rupiah melemah hingga sempat menyentuh ke Rp 14.130 per dolar Amerika Serikat (AS). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Kamis pekan ini. Salah satu pendorong penguatan rupiah adalah kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Mengutip Bloomberg, Kamis (31/5/2018), rupiah dibuka di angka 13.955 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.993 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.885 hingga 13.960 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 2,97 persen.

Adapun berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.951 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.032 per dolar AS.

Dolar AS memang tertekan karena penguatan euro setelah adanya kabar baik dari Italia. Partai terbesar Italia akan membuat upaya baru untuk membentuk pemerintahan koalisi untuk mengakhiri kekacauan politik.

Krisis di Italia mulai terlihat pada pekan lalu ketika partai sayap kanan berencana meninggalkan koalisi karena nama menteri keuangan yang mereka ajukan ditolak oleh kepala negara Italia.

Adanya kabar baik untuk kembali membentuk pemerintahan koalisi ini mendorong penguatan euro sehingga menekan dolar AS.

"Saya melihat pada perdagangan hari ini pelaku pasar sudah tidak ada kepanikan lagi," jelas analis BMO Capital Markets, New York, Greg Anderson seperti dikutip dari Reuters.


Dampak Bunga Acuan BI

Petugas menunjukkan uang pecahan dolar Amerika di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (18/5). Pagi ini, nilai tukar rupiah melemah hingga sempat menyentuh ke Rp 14.130 per dolar Amerika Serikat (AS). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

 

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia insidentil di bawah pimpinan Gubernur BI yang baru Perry Warjiyo yang memutuskan menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 4,75 persen sesuai dengan perkiraan pasar.

"Alhasil, rupiah tidak banyak mengalami pergerakan. Bahkan harapan untuk mengalami kenaikan pun juga tidak terjadi seiring sudah ter- priced in-nya sentimen tersebut," ujar Reza seperti ditulis Antara.

Menurut Reza, pergerakan rupiah lebih banyak terdampak kondisi global, antara lain berkenaan dengan kekhawatiran mengenai kondisi politik di Italia.

Namun, dia mengatakan, fluktuasi rupiah yang cenderung berkurang diharapkan masih membuka peluang rupiah kembali menguat.

"Selain itu, diharapkan sentimen dari dinaikkannya suku bunga acuan dapat direspons positif untuk membuka peluang kenaikan rupiah," kata Reza.

Rupiah diperkirakan bergerak dalam kisaran support Rp13.970 per dolar AS dan resisten Rp13.988 per dolar AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya