Liputan6.com, Jakarta - Belum pernah ada yang bisa mendengar secara langsung seperti apa suara luar angkasa. NASA pun berupaya untuk merekam suara-suara dari ruang hampa udara itu.
Diketahui, Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut memanfaatkan emisi radio yang berhasil ditangkap oleh alat dari pesawat ulang alik di luar angkasa. Suara itu diubah menjadi gelombang suara.
Advertisement
NASA dalam laman resminya menjelaskan, lima suara itu berasal dari beberapa lokasi.
'Auman' Jupiter misalnya. Ditemukan pesawat luar angkasa Juno saat melintasi batas medan magnet planet Jupiter. Alat penangkap gelombang suara Juno merekam aktivitas kejut magnet selama dua jam pada 24 Juni 2016.
NASA juga mirilis hasil data sonifikasi pada Suara Jupiter yang ditemukan oleh pesawat luar angkasa Galileo yang mendekati orbit Jupiter, Ganymede, pada 27 Juni 1996. Daftar audio itu mewakili data dari instrumen Percobaan Gelombang Plasma Galileo.
Selain itu, ada pula suara Gelombang Plasma yang terdengar mirip ombak yang menderu di samudera.
Suara itu mirip hiruk pikuk yang berirama. Gelombang asal suara ini ditangkap melalui instrumen bernama EMFISIS yang terpasang di atas pesawat robot Van Allen Probes.
NASA juga merilis Emisi Radio Saturnus yang berhasil dipantau oleh pesawat ruang angkasa Cassini. Gelombang radio ini berkaitan dengan munculnya aurora di kutub Bumi.
Suara Tabrakan Komet juga diunggah oleh NASA. Suara ini direkam pada 14 Februari 2011. Saat itu, komet milik Jupiter, Tempel 1 yang sedang dikunjungi pesawat Stardust milik NASA dihujani partikel debu dan batuan kecil. Bagaimana suara-suara tersebut? Mari dengarkan di bawah ini. Kamu juga bisa langsung beranjak ke tautan ini untuk langsung mendengarkannya.
Jupiter Jadi Sorotan
Jupiter menjadi salah satu planet yang disorot NASA perihal merekam suara luar angkasa.
Observatorium Kepler NASA juga menerima kumpulan suara tersebut dari Juno. Setelah diteliti, mereka memilah beberapa jenis suara.
Selain suara lolongan dan teriak, ada juga suara gemuruh ombak tinggi yang nadanya cukup menganggu. Karena karakteristik suara tersebut dianggap mencekam, mereka sampai-sampai menyebut suara ini dengan julukan suara 'iblis'.
"Juno itu memang memiliki instrumen khusus untuk menangkap emisi radio. Jadi, saat kami mengubahnya menjadi gelombang suara yang lebih jelas, hasilnya dipenuhi dengan noise," tulis NASA dalam keterangan resminya.
Dalam keterangan teknis, NASA berpendapat suara tersebut tercipta akibat gesekan medan magnetik di Jupiter. Karena gesekan terlalu keras, suara yang dihasilkan pun dipenuhi noise dan terkesan menyeramkan.
Advertisement
Suara Alien?
Pada 2016 lalu, NASA juga mengalami peristiwa serupa. Suara tersebut direkam menggunakan teknologi radio plasma wave dari Juno.
Ia mampu merekam dengan memanfaatkan suara aktivitas partikel energi di aurora kutub tersebut. Namun, NASA harus mengonversi suara itu karena spektrumnya terlalu tinggi.
Setelah dikonversi, suara yang tadinya berdurasi 13 jam, bisa dipangkas menjadi satu menit saja. Setelah didengar, suara rekaman ini justru malah begitu mengerikan. Sampai-sampai, para ilmuwan NASA menamai suara ini dengan julukan 'suara alien'.
"Suara tersebut seolah-olah suara 'makhluk' Jupiter yang mencoba berkomunikasi dengan kita. Padahal, suara ini merupakan emisi paling kuat yang diciptakan dari kutub Jupiter. Kini, kita akan mencoba menelusuri asal muasal partikel elektron tersebut," ujar Bill Kurth, co-investigator Waves Instrument untuk planet Jupiter dari University of Iowa.
Para ilmuwan NASA mengatakan, suara terjadi akibat fenomena alam yang berlangsung di permukaan sang Planet Raksasa, seperti adanya badai besar. "Ada sebuah gesekan konstan yang terjadi antara angin matahari dan magnetosfer di Jupiter," kata William Dunn, salah satu astronom NASA.
"Kami tak yakin cahaya berasal dari badai yang terjadi pada kedua kutub. Akan tetapi, kami ingin memahami interaksi tersebut dan efek apa yang akan berdampak pada planet itu," tutur pria yang juga tengah mengemban studi di laboratorium UCL Mullard Space Science ini.
"Dengan mempelajari bagaimana cahaya tersebut muncul, kami tentu bisa mengeksplorasi lebih banyak daerah yang dikontrol oleh medan magnetik Jupiter dan tentunya dipengaruhi oleh cahaya Matahari," pungkas William.
Reporter: Maulana Kautsar
Sumber: Dream.co.id
(Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: