3 Fakta Santri Madura Hajar Begal Bekasi hingga Tewas

Niat hati ingin melihat kecantikan kota usai tarawih, Irfan dan Rofiki malah diadang dua begal di Alun-Alun Kota Bekasi.

oleh Maria Flora diperbarui 01 Jun 2018, 07:00 WIB
Rofiki (kemeja kotak) dan Moh Irfan Bahri (kemeja hitam) menunjukan penghargaan yang diberikan Polresta Metro Bekasi (Liputan6.com/Nanda)

Liputan6.com, Bekasi - Aksi heroik yang dilakukan seorang pemuda asal Madura, Jawa Timur bikin geger Kota Bekasi. Pasalnya, dia nekat melakukan serangan balik hingga mengakibatkan seorang begal tewas.

Moh Irfan Bahri (19) tak pernah menyangka jika liburan ke rumah sang paman bakal berujung tragis. Saat aksi pembegalan berlangsung, kala itu dia dan sepupunya tengah menikmati indahnya malam kota berjuluk Patriot ini melalui Flyover Summarecon.

Saat asyik berswafoto ria, tak lama kemudian, dua orang yang mengendarai motor menghampiri keduanya dan menodongkan celurit.

"Mana HP kamu katanya," ujar Irfan menirukan kata-kata si begal.

Rofiki sang sepupu hanya bisa pasrah saat pelaku atas nama Aric Saipulloh memaksanya menyerahkan ponselnya. Namun, tidak untuk Irfan. Dengan ilmu bela diri yang ditimbanya di Pondok Pesantren Darul Ulum, Bandungan, Pakong, Pamekasan, duel maut pun tak terhindarkan.

Berikut 3 fakta soal santri Madura yang berhasil menghajar begal bercelurit di Bekasi:


1. Liburan Tragis

Ilustrasi Begal Motor

Tak pernah terbersit di pikiran Irfan, jika Rabu malam, 23 Mei 2018 lalu menjadi hari paling tragis dalam hidupnya.

Niat hati melihat kecantikan Kota Bekasi di malam hari usai tarawih, Irfan dan Rofiki malah diadang dua pelaku begal di Alun-Alun Kota Bekasi.

Salah satu pelaku menodong keduanya dengan celurit dan berhasil merampas ponsel Rofiki. Belum puas merampas barang korbannya, Aric Saipulloh beralih ke Irfan. Dia langsung menyabetnya dengan celurit.

"Kok luka. Terus dia bacok (saya) lagi, saya tangkis. Saya tendang kakinya, jatuhin ke bawah. Setelah dia jatuh, celuritnya masih mengenai saya. Jatuhnya ke pipi sama tangan saya. Terus saya rebut celurit dari tangannya pakai tangan kanan saya. Saya bacok dia," beber pemuda asli Madura itu.

Sadar mendapat perlawanan keras, para pelaku begal meminta ampun dan mengembalikan ponsel milik sepupu Irfan. Setelah itu, mereka langsung melarikan diri.

Tapi sial bagi salah satu pelaku aksi begal bernama Aric. Akibat melawan korbannya yang jago bela diri, nyawanya tidak tertolong karena mengalami pendarahan.

"Kalau enggak ngelawan bisa saya yang mati. Ya saya bela diri terpaksa. Karena itu merenggut kematian kan," katanya usai menerima penghargaan di Mapolres Bekasi Kota, Jawa Barat, Kamis (31/5/2018).


2. Silat Jokotole Naga Putih

Ilustrasi Pencak Silat

Selama 2 tahun menyantri di Pondok Pesantren Darul Ulum, Irfan mengaku tak sekedar dibekali ilmu agama dari para gurunya. Pemuda berusia 19 tahun itu juga diajarkan seni bertarung Jokotole.

Tidak disangka, ilmunya terpakai saat mengisi waktu liburan 10 hari di rumah sang paman di Bekasi.

Sementara itu, Kapolres Metro Bekasi Kombes Indarto menegaskan, bahwa penyidik belum menetapkan Irfan sebagai tersangka kasus tewasnya seorang begal di Flyover Summarecon Bekasi. Sesuai Pasal 49 ayat 1 KUHP, tindakan bela paksa yang dilakukan pemuda asal Madura itu dibenarkan dan tidak dapat dipidana.

"Ini bukan hanya menginspirasi masyarakat Bekasi, tapi juga menginspirasi polisi agar kita mampu melawan kejahatan," Indarto menandaskan.

 


3. Diminta Jadi Polisi

Ilustrasi polisi. (Liputan6.com)

Atas keberaniannya, santri asal Madura itu mendapat apresiasi dari Mapolres Bekasi Kota. Irfan diminta untuk menjadi polisi.

Meski sempat terlintas, niatan untuk menjadi polisi diakui Irfan belum sekuat niatnya untuk menimba ilmu agama di Pondok Pesantren Darul Ulum.

Kini Irfan hanya bermaksud untuk kembali ke pondok pesantrennya dan belum banyak berpikir soal melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan atau bekerja. Apalagi menjadi polisi.

 

Saksikan video pilihan selengkapnya di bawah in: 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya