Polisi Australia: Jangan Angkat Telepon Ini Jika Tidak Ingin Celaka

Penduduk Australia tengah mengalami ancaman telepon massal, yeng menyebabkan kerugian hingga puluhan juta dolar.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 01 Jun 2018, 10:05 WIB
Ilustrasi telepon (iStock)

Liputan6.com, Canberra - Dalam beberapa bulan terakhir, penduduk Australia tengah dibuat kebingungan oleh rekaman suara berbahasa Mandarin, yang sengaja ditinggalkan oleh oknum tidak dikenal melalui sambungan telepon.

Entah paham akan artinya atau tidak, pemerintah Negeri Kanguru telah memperingatkan untuk segera mengabaikan panggilan telepon tersebut.

Dikutip dari News.com.au, Kamis (31/5/2018), polisi telah memperingatkan tentang penipuan telepon yang menargetkan warga negara China di Australia, dengan mengaku sebagai petugas dari kedutaan Negeri Tirai Bambu yang menuntut sejumlah besar uang.

"Laporan kamu menyebut ada panggilan telepon yang mengaku berasal dari Kedutaan Besar China, dan mengatakan para korban melakukan pelanggaran atau identitas mereka dicuri. Akibatnya, para korban diminta membayar denda atau utang," kata Inspektur Inspektur Polisi Kejahatan Militer, Linda Howlett, pada suatu konferensi pada Rabu sore, 30 Mei 2018.

"Saya ingin menekankan bahwa Kedutaan Besar China tidak akan pernah menghubungi korban untuk membayar uang melalui telepon," ia melanjutkan.

Penipuan tersebut telah menuai jutaan dolar, menargetkan korban di seluruh Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris.

Bahkan, satu korban di negara bagian New South Wales (NSW) mengaku kehilangan 1,9 juta dolar Australia (sekitar Rp 20 miliar) karena kasus penipuan tersebut.

Ditambahkan Howlett, setidaknya ada 50 laporan tentang insiden terkait di NSW, termasuk tiga pengaduan dalam seminggu terakhir.

Salah satu laporan tersebut menjelaskan, suara otomatis dalam bahasa Mandarin mengklaim dari pihak Kedutaan Besar China di ibu kota Australia, Canberra, yang mengatakan si penerima telepon memiliki paket penting untuk dikumpulkan.

Mereka diarahkan untuk menekan angka 9, dan kemudian dialihkan ke penipu yang merayu untuk mencari tahu detail pribadi mereka.

Jika korban tidak sadar, kelompok penipu dapat mengakses hal-hal penting korban, termasuk nomor aktivasi kartu kredit hingga nomor rekening bank.

 

Simak video pilihan berikut:


Kerugian 10 Juta Dolar Australia

Bendera negara Australia - AFP

Sementara itu, Deputi Konsulat Jenderal Chian di Sydney, Tong Xuejun, mengatakan lebih dari 1.000 kasus penipuan sejenis dilaporkan sejak Agustus tahun lalu.

"Kami telah mengonfirmasi sekitar 40 kasus yang menyebabkan kerugian hingga sekitar 10 juta dolar Australia," kata Xuejun, yang menambahkan bahwa uang yang hilang berkisar antara 2 ribu hingga 3,5 juta dolar Australia per korban.

Dalam kasus lain yang serupa, pihak penipu mengaku mengetahui rahasia kejahatan korban, seperti pencucian uang misalnya.

Hal itu kemudian dijadikan alasan untuk mengancam dengan hukuman penjara atau deportasi, kecuali mereka mereka membayar sejumlah besar uang, untuk mendapat "penyelidikan prioritas" untuk membersihkan nama mereka.

Mereka juga mencoba mengekstrak informasi sensitif seperti nomor paspor, rincian bank dan alamat surel.

Menurut Scamwatch --salah satu lembaga penelitian tindak penipuan-- jika uang yang diminta dikirim ke penipu, maka kemungkinan besar hilang dalam waktu cepat, dan sulit dilacak.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya