Alibaba Gelontorkan Rp 200 Triliun untuk Dorong Industri Logistik Pintar

Alasan utama Alibaba melakukan aksi korporasi ini tak lain karena ingin mendorong proses pengiriman dalam waktu 24 jam di seluruh Tiongkok.

oleh Jeko I. R. diperbarui 02 Jun 2018, 10:00 WIB
Jack Ma (Andrew Burton/Getty Images)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai salah satu raksasa e-Commerce yang mendunia, Alibaba tak segan untuk berinvestasi di berbagai industri. Di Indonesia sendiri, e-Commerce asal Negeri Tirai Bambu tersebut bahkan rela menyuntik Rp 14 triliun untuk Tokopedia.

Dan kini, Alibaba dikabarkan akan memulai babak investasi baru di bidang industri logistik pintar. Disampaikan pendiri dan Executive Chairman Alibaba Group, Jack Ma, Alibaba tak tanggung-tanggung bakal menggelontorkan dana lebih dari Rp 200 triliun untuk mendorong logistik pintar.

“Alibaba Group akan berinvestasi lebih dari Rp 200 triliun untuk membangun kekuatan teknis jaringan logistik pintar. Langkah ini berujuan untuk meningkatkan jangkauan dan efisiensi logistik, serta menurunkan biaya logistik secara signifikan,” ujar Jack Ma dalam keterangan Alibaba yang diterima Tekno Liputan6.com pada Sabtu (2/6/2018).

Adapun alasan utama Alibaba melakukan aksi korporasi ini tak lain karena ingin mendorong proses pengiriman dalam waktu 24 jam di seluruh Tiongkok.

Perusahaan juga ingin menekan biaya logistik hingga kurang dari 5 persen dari sekitar 15 persen produk domestik bruto Tiongkok untuk sekarang.

Hal tersebut diharapkan bisa menggenjot margin untuk industri manufaktur dan sektor logistik. Jaringan logistik ini juga bertujuan untuk mendorong pengiriman ke seluruh dunia hanya dalam waktu 72 jam.

Alibaba sendiri memiliki afiliasi logistiknya dengan nama Cainiao Network. Selama lima tahun berkiprah, Cainiao sudah berhasil mengurangi durasi pengiriman lintas batas dari rata-rata 70 hari sampai kurang dari 10 hari ke beberapa negara.

Dan untuk saat ini, sudah da satu juta paket B2C (Business to Customer) melalui bea cukai setiap harinya. Di Tiongkok sendiri, pengiriman di hari yang sama dan pengiriman di hari selanjutnya mencakup 1500 kabupaten dan distrik.

 


Jaringan Logistik untuk Seluruh Dunia

Jack Ma, Pendiri dan Chairman Eksekutif Alibaba Group. Dok: AwanTunai

Jack Ma berkata, jaringan logistik Alibaba tidak hanya ditujukan untuk Tiongkok, tetapi juga untuk seluruh dunia. Karena itu, pihaknya akan bekerjasama dengan para mitra untuk memberikan manfaat ke semua orang. 

“Karena industri ini akan semakin didukung dengan teknologi, Cainiao bertujuan untuk menjadi 'otak' dari industri logistik. Sejak hari pertama kelahirannya, misi Cainiao bukan untuk mengirimkan barang, tapi untuk membantu perusahaan pengiriman untuk mengirimkan produk dengan membangun jaringan yang menghubungkan semua elemen logistik dan menghubungkan setiap pengantar barang, setiap gudang, setiap pusat logistik, dan setiap rumah," tandasnya.

 

 


Evolusi Industri Logistik Tiongkok

Ekspresi pendiri dan ketua eksekutif Alibaba Group, Jack Ma saat menyanyikan sebuah lagu dalam Festival Musik Yunqi di Hangzhou, China (11/10). Festival ini merupakan bagian dari Konferensi Komputasi di Kota Yunqi. (AFP Photo/STR/China Out)

Industri logistik Tiongkok sendiri sudah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir dan mencapai posisi baru.

Jack Ma mengungkap, industri logistik ini telah hadir sebelum orang berbelanja secara elektronik.

Namun sekarang industri ini mengirimkan 130 juta paket dari transaksi e-Commerce setiap harinya. Sementara itu, ada lima juta orang bekerja di perusahaan kurir dan pengiriman makanan di Tiongkok, dan terdapat tujuh perusahaan logistik telah menjadi perusahaan terbuka.

Dengan laju perubahan tersebut, bukan tidak mungkin penanganan pengiriman di puncak Festival Belanja 11.11 Alibaba akan menjadi rata-rata penanganan harian pada satu dekade mendatang.

“Kami ingin membangun jaringan ini untuk membantu industri ini memenuhi kebutuhan masa depan,” ujar Ma.

“Hari ini, industri logistik bisa memproses 100 juta paket dalam sehari. Pada masa yang akan datang, kita akan memproses satu miliar paket dalam sehari. Industri logistik perlu mempersiapkan diri dengan infrastruktur yang kuat untuk menghadapi kondisi seperti ini," pungkasnya.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya