Liputan6.com, Jakarta - Pancasila sebagai dasar negara diakui memiliki nilai-nilai penting dalam kehidupan sehari-hari. Tidak terkecuali oleh para mantan narapidana teroris yang dulu sempat berseberangan dengan Pancasila.
Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Jumat (1/6/2018), di hadapan ratusan anggota TNI, Polri, tokoh agama serta jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat, dua mantan narapidana teroris, Nasir Abas dan Ali Fauzi memaparkan pentingnya Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa.
Advertisement
Karena Pancasila memiliki nilai-nilai budaya masyarakat yang majemuk.
Nasir Abas dulunya pernah menjadi pimpinan Jamaah Islamiyah (JI) dan Ali Fauzi, adik kandung trio bomber Bali. Keduanya mengaku menolak Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia.
"Dulu saya menolak, tapi saya sekarang memahami bahwa Pancasila itu telah membuat berbagai macam suku dan bangsa di Indonesia duduk bersama," kata Nasir.
"Saya sosialisasikan ini kepada mereka, sekarang ada yang menghormati bendera, menyanyikan Indonesia Raya, dan menanamkan nilai-nilai cinta pada Tanah Air sudah ada," pungkas adik kandung trio bomber Bali.
Saat ini, keduanya turut membantu melakukan deradikalisasi para napi dan mantan napi teroris untuk mencintai dan menghormati Pancasila.