Liputan6.com, Yogyakarta - Direktorat Reserse Narkoba Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan kasus peredaran narkoba dan obat-obatan terlarang di daerah setempat justru mengalami tren peningkatan selama Ramadan.
"Kemungkinan para pelaku mengira bahwa (aktivitas) petugas di bulan puasa berkurang di lapangan , ternyata kita justru bulan puasa sambil nunggu sahur bergerak terus," kata Direktur Reserse Narkoba Polda DIY Komisaris Besar Polisi Wisnu Widarto di Yogyakarta dilansir Antara, Sabtu (2/6/2018).
Menurut dia, sejak awal bulan Ramadan, Polda DIY di antaranya telah mengungkap sejumlah kasus peredaran sabu serta narkoba jenis lain berupa tembakau gorila.
Baca Juga
Advertisement
Dalam kasus peredaran tembakau gorila yang dirilis pada Kamis, 31 Mei 2018, polisi menyita barang bukti seberat 1.450 gram. Narkotika golongan I itu dipasarkan melalui Instagram menggunakan jasa pengiriman barang. "Ada yang tidak kita ekspos ya, sabu ada juga kemarin kita ungkap juga," kata dia.
Adapun kawasan rawan peredaran atau transaksi narkoba di Yogyakarta, menurut Wisnu, tidak lagi hanya terfokus di tempat hiburan malam atau kawasan rumah-rumah indekos.
"Sudah meluas, tidak selalu di rumah indekos atau di lingkungan kampus," kata dia.
Polda DIY, menurut dia, telah menetapkan empat kecamatan yang memiliki tingkat kerawanan tertinggi dalam peredaran narkoba di DIY. Urutan pertama yakni Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, diikuti Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, dan Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta.
"Urutan ini berdasarkan hasil pengungkapan kami di lapangan selanjutnya diklasifikasi yang mana yang paling sering kasus peredaran narkobanya," kata dia.
Kepala Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DIY Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Mujiyana mengatakan di Yogyakarta hingga saat ini relatif tidak ada bandar narkoba. Para pengedar di Yogyakarta, menurut dia, selama ini hanya mendapatkan pasokan dari luar daerah. "Kerap mendapat pasokan dari luar daerah seperti Temanggung, Boyolali, atau Magelang," kata Mujiyana.
Simak video pilihan berikut ini: