Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), melalui BAKTI memang sedang bekerja keras membangun sarana infrastruktur lewat proyek Palapa Ring agar rampung sesuai jadwal, yakni September 2018.
Diakui, Palapa Ring akan menjadi tulang punggung penyebaran serat optik untuk untuk transmisi layanan internet ke daerah-daerah non komersil atau terpencil.
Sempat terbengkalai selama 10 tahun, proyek yang dibagi menjadi tiga paket atau wilayah (Palapa Ring Barat, Tengah, dan Timur) tersebut mulai rampung.
Salah satu wilayah yang sudah selesai dan mulai beroperasi adalah Palapa Ring Barat.
Baca Juga
Advertisement
Mendengar kabar itu, banyak operator yang menyatakan ketertarikannya untuk dapat menyambungkan jaringan pada akses Palapa Ring. Salah satu operator itu adalah Indosat Ooredoo.
"Pasti dong, kita pakai (Palapa Ring). Mau barat, tengah, dan timur, kita akan pakai," ujar President Director & CEO Indosat Ooredoo, Joy Wahyudi saat dijumpai di kantornya, Kamis (31/5), sebagaimana dilansir Merdeka.com.
Kendati begitu, sebelum menggunakan jaringan tersebut, ia ingin memastikan kualitas jaringan dari serat Palapa Ring itu sesuai dengan yang diinginkan.
"Tetap akan melakukan evaluasi terlebih dahulu. Kalau memang kualitas oke, price oke, daripada kita bangun infrastruktur sendiri. Ini bisa saving Capital Expenditure (CAPEX)," jelasnya.
Proyek Palapa Ring
Sebagaimana diketahui, Palapa Ring ini merupakan proyek besar pembangunan jaringan utama di seluruh wilayah Indonesia untuk bisa terkoneksi dengan internet, sekaligus target Rencana Pita Lebar Indonesia 2014 hingga 2019.
Nantinya, masyarakat pedesaan bisa menikmati internet dengan kecepatan 10 Mbps dan 20 Mbps bagi masyarakat perkotaan.
Untuk wilayah barat, direntangkan fiber optik bawah laut sepanjang 1.122 kilometer. Di wilayah tengah, digelar serat optik baik darat maupun laut sepanjang 1.676 kilometer.
Sementara, di paket wilayah timur, panjang kabel optik sekitar 5.681 kilometer di laut dan darat. Total proyek Palapa Ring II ini memiliki nilai investasi sebesar USD300-USD400 juta.
Advertisement
Palapa Ring Barat Beroperasi, Ini Keuntungan untuk Operator
Lebih lanjut, Palapa Ring Barat (PRB) yang sudah beroperasi pada Maret lalu mengungkapkan keinginan bekerja sama dengan penyedia jaringan existing (yang sudah ada) agar bisa membentuk jaringan redundant yang turut menguntungkan operator.
"Kami di sini membangun tulang punggung (backbone). Kami tidak menyentuh langsung masyarakat, yang melakukan itu adalah pihak provider atau penyedia layanan seluler," ujar Syarif Lumintarjo, Direktur Utama PT. Palapa Ring Barat, Kamis (24/5/2018) pada LTE Conference 2018 di Jakarta.
"Diharapkan dengan ini, operator yang existing bisa mengubah alokasi pendanaan yang tadinya habis untuk membangun backbone dialihkan untuk memperluas akses," ujarnya.
Lewat layanan PRB, operator dapat melakukan interkoneksi menuju kota SLA (Service Level Agreement) lewat kota penghubung.
Contoh, dalam salah satu paket proyek PRB, Dumai dan Siak menjadi penghubung untuk Bengkalis (SLA), dan Karimun menjadi penghubung ke Tebing Tinggi (SLA).
Syarif pun memberi rekomendasi agar operator melakukan koneksi ke dua SLA tersebut lewat kota penghubung masing-masing agar membentuk ring yang dimaksud, juga memastikan adanya cadangan koneksi yang baik.
"Kami menyediakan kapasitas 10x10 GB (100GB/s), dan kami berharap paling tidak 80 persen bisa terserap (oleh operator)," tambahnya.
Periode trial dimulai Juni 2018 sampai Agustus 2018. Operator yang berminat dapat mengirimkan permohonan ke Bakti bila tertarik melakukan trial.
Reporter: Fauzan Jamaludin
Sumber: Merdeka.com
(Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: