Liputan6.com, Jakarta Setiap Muslim mungkin cukup akrab dengan anjuran qiyamul lail. Maksud dari anjuran ini, setiap Muslim diharapkan bisa bangun malam untuk mendirikan sholat sunah.
Setiap ibadah sunah pada malam hari termasuk qiyamul lail. Ini termasuk sholat sunah Tarawih dan Tahajud.
Advertisement
Meski sama-sama termasuk qiyamul lain, ternyata dua sholat sunah ini memiliki perbedaan. Apa saja perbedaan itu?
Dikutip dari rumah fiqih Indonesia, para ulama berpendapat ada sedikitnya delapan perbedaan antara dua sholat sunah malam ini. Perbedaan pertama yaitu waktu pensyariatan.
Sholat Tarawih belum disyariatkan ketika Rasulullah Muhammad SAW masih berada di Mekah. Baru ketika di Madinah, Rasulullah melaksanakan sholat Tarawih.
Sedangkan sholat Tahajud sudah disyariatkan di awal mula kenabian. Terdapat riwayat menyatakan syariat sholat Tahajud turun bersamaan dengan turunnya wahyu kedua. Artinya, sholat ini sudah disyariatkan sejak Rasulullah masih di Mekah.
Perbedaan kedua, sholat Tarawih di masa Rasulullah masih hidup hanya dilaksanakan tiga kali secara berjemaah. Semakin hari, semakin banyak sahabat yang ikut sholat Tarawih.
Kemudian, Rasulullah tidak ke masjid sehingga para sahabat tidak melaksanakan sholat Tarawih. Alasan yang dikemukakan Rasulullah cukup jelas, yaitu khawatir jika Tarawih diwajibkan.
Sementara sholat Tahajud dilakukan Rasulullah SAW setiap malam tanpa pernah berhenti agar tidak diwajibkan. Sepanjang hidup, Rasulullah tidak pernah berhenti sholat Tahajud.
Perbedaan ketiga, Tarawih hanya dikerjakan saat Ramadan. Hal ini menjadi dasar ulama menyatakan Tarawih berbeda dengan Tahajud.
Tidak ada sholat Tarawih di luar Ramadan. Sholat sunah yang dikerjakan di luar Ramadan hanya Tahajud dan Witir, dengan tidur lebih dulu.
Sumber: Dream.co.id