Bank Dunia Beri Utang Rp 4 Triliun untuk Proyek Pariwisata RI

Indonesia mendapat pinjaman dari Bank Dunia sekitar Rp 4,18 triliun untuk proyek pengembangan pariwisata.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 03 Jun 2018, 09:20 WIB
Wisatawan domestik maupun mancanegara terpesona dengan keindahan Candi Borobudur di kawasan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia menyetujui pinjaman USD 300 juta atau sekitar Rp 4,18 triliun (kurs Rp 13.951 per dolar AS) kepada Indonesia. Pinjaman tersebut untuk meningkatkan prasarana dan layanan dasar yang relevan dengan pariwisata, memperkuat hubungan ekonomi lokal dengan pariwisata, dan menarik investasi swasta.

Dengan pinjaman ini, diharapkan lebih dari 2,8 juta penduduk Indonesia akan mendapat manfaat dari jalan dan akses ke layanan dasar yang lebih baik sebagai hasil dari proyek baru dalam rangka pengembangan sektor pariwisata Tanah Air. 

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Rodrigo A. Chaves mengatakan, jika direncanakan dan dikelola dengan baik, pariwisata dapat menghasilkan lapangan kerja yang besar dan melipatgandakan pendapatan bagi Indonesia.

"Infrastruktur dasar yang lebih baik dan belanja oleh para pengunjung dapat menghasilkan dampak ekonomi yang signifikan di daerah-daerah yang memiliki keterbatasan untuk pemerataan kemakmuran,” kata Rodrigo dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (3/6/2018). 

Sumber daya domestik besar yang sudah diinvestasikan dalam pariwisata akan ditambah dengan pembiayaan ini untuk mendukung pembangunan infrastruktur terpadu pemerintah di kawasan pariwisata nasional. Di antara tujuan utama proyek pengembangan pariwisata Indonesia akan berusaha meningkatkan kapasitas kelembagaan negara untuk memfasilitasi pengembangan pariwisata yang terintegrasi dan berkelanjutan.

Rodrigo lebih jauh menjelaskan, investasi proyek akan dimulai di tiga tujuan utama, yakni pulau Lombok di provinsi Nusa Tenggara Barat; segitiga Borobudur-Yogyakarta-Prambanan di Pulau Jawa; dan Danau Toba di Sumatera Utara. Setelah dikembangkan, ketiga destinasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung tahunan menjadi 27,3 juta pada 2041 atau meningkat signifikan dari 15,3 juta pengunjung pada 2015.

Selain itu, belanja wisatawan tahunan juga diperkirakan akan meningkat, menjadi USD 3,3 miliar pada 2041 dari USD 1,2 miliar pada 2015, serta investasi swasta di bidang pariwisata juga diproyeksikan akan naik lebih dari 13 kali lipat, menjadi USD 421 juta.

 

 


Selanjutnya

Danau Toba

Manfaat tambahan dari proyek ini termasuk peningkatan akses ke sumber air bersih, layanan pengumpulan limbah padat berkelanjutan dan sanitasi yang diperbaiki, yang menguntungkan lebih dari 2,8 juta orang. Proyek ini juga akan berusaha memperbaiki manajemen aset alam dan budaya, yang sangat penting bagi pariwisata untuk tumbuh. Secara paralel, investasi dalam sumber daya manusia akan membantu memastikan bahwa masyarakat lokal dapat memperoleh manfaat jangka panjang dari pariwisata.

“Proyek ini akan membantu meningkatkan koordinasi antara pemerintah pusat, provinsi dan daerah, dan memobilisasi sumber daya mereka menuju tujuan bersama yang berlandaskan rencana induk pariwisata terpadu yang disiapkan untuk setiap tujuan,” kata World Bank Senior Private Sector Specialist, Bertine Kamphuis.

Dukungan Bank Dunia bagi pembangunan pariwisata di Indonesia merupakan komponen penting dari Kerangka Kerja Kemitraan Negara Grup Bank Dunia di Indonesia, yang berfokus pada prioritas pemerintah yang memiliki potensi perubahan yang besar. Proses persiapan proyek mendapat dukungan dari Australian Government Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT), The Swiss State Secretariat for Economic Affairs (SECO), dan The Kingdom of the Netherlands.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya