Mumi Mesir Dikira Elang Ternyata Janin yang Lahir Mati

Sebuah mumi yang selama ini dikira seekor elang ternyata janin yang lahir mati karena kelainan pembentukan otak dan tengkorak.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 03 Jun 2018, 11:00 WIB
Mumi Mesir yang dikira elang ternyata janin yang lahir mati. (Western University)

Liputan6.com, Ontario, Kanada Mumi Mesir berukuran kecil yang telah lama diyakini sebagai seekor elang ternyata janin yang nyaris mengalami kelainan parah. Temuan baru ini hasil pemeriksaan ahli mumi, Andrew Nelson dari Western University, Ontario, Kanada.

Pemindaian mikro-CT secara rinci sebelumnya tidak mampu membongkar penyebab kematian mumi. Mumi yang berusia 2.100 tahun lalu adalah janin laki-laki, yang lahir mati pada usia kehamilan 23 hingga 28 minggu.

Ia mengidap kondisi langka, yang disebut anensefali berupa otak dan tengkorak gagal terbentuk dan berkembang dengan baik. Janin pun tidak punya tempurung kepala. Pemeriksaan mikro-CT diputuskan di Museum Maidstone di Inggris pada tahun 2016.

Pihak museum memutuskan melakukan CT-scan mumi. Akhirnya, mumi berhasul diidentifikasi sebagai janin manusia. Nelson pun bekerja sama dengan Museum and Nikon Metrology (UK) untuk melakukan pemindaian mikro-CT.

Pemindaian tersebut, dilansir dari laman Western University, Minggu (3/6/2018) tergolong pemindaian dengan resolusi sangat tinggi untuk menemukan apa yang terjadi pada mumi.

Mikro-CT juga tidak menyebabkan kerusakan pada mumi. Kemudian para ahli menginterpretasikan foto-foto pemindaian mikro-CT.

 

 

Simak video menarik berikut ini:


Tengkorak tidak terbentuk

Hasil pemindaian mikro-CT mumi. (Western University)

Foto-foto pemindaian mikro-CT menunjukkan, jari-jari kaki dan tangan terbentuk dengan baik, tapi tengkorak mengalami malformasi (kelainan pembentukan) yang parah.

“Seluruh bagian atas tengkoraknya tidak terbentuk. Lengkungan tulang belakang belum tertutup. Earbones-nya--tiga tulang kecil di telinga tengah--berada di belakang kepala," jelas Nelson yang juga ahli bioarchologi dan profesor antropologi.

Nelson mempresentasikan temuan tim tersebut dalam "Extraordinary World Congress on Mummy Studies" di Kepulauan Canary, Spanyol.


Kekuatan sebagai jimat

Nelson melakukan pemeriksaan penyebab kematian mumi Mesir yang berusia 2.100 tahun. (Western University)

Berdasarkan hasil penelitian tengkorak mumi Mesir memberikan petunjuk penting tentang kondisi kehamilan sang ibu. Anensefali yang dialami janin akibat ibu hamil mengalami kekurangan asam folat.

Asam folat membantu pertumbuhan dan pembentukan janin. Asam folat ini dapat ditemukan dalam sayuran hijau.

Yang menjadi pertanyaan para ahli, mengapa janin yang lahir mati dijadikan mumi (mumisifikasi)? Hal itu terjadi karena janin diyakini memiliki kekuatan sebagai jimat.

“Kematian janin memang dianggap tragis bagi keluarga karena kehilangan bayi mereka. Namun, melahirkan janin yang sangat aneh dianggap sangat istimewa, ” ujar Nelson.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya