Cerita Ganjar Pernah Ada yang Mau Dukung Tapi Pakai Syarat

Calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengingatkan soal etika harus selesai di tingkat pemimpin, penegak hukum, dan pengajarnya sendiri.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 03 Jun 2018, 11:01 WIB
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (tengah) ikut menyaksikan konser Europe di Volcano Rock Festival, Sabtu (12/5). (Liputan6.com/Edu Krisnadefa)

Liputan6.com, Semarang - Calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku sedih ketika mendapati kenyataan masih banyak guru yang menyogok untuk naik pangkat menjadi kepala sekolah. Ia juga prihatin ada orang yang mau mendirikan sekolah tapi mencoba kolusi.

Soal ini bermula pada cerita Ganjar ketika dihubungi seseorang yang ingin mendirikan sekolah SMA. Orang itu, kata dia, menyatakan akan mendukung Ganjar pada Pilkada jika izin pendirian sekolah diterbitkan.

"Saya bilang silakan mendaftar nanti diverifikasi, eh dijawab wong mau didukung kok enggak mau bantu. Saya balas lagi kalau mendukung silakan, kalau pakai syarat tidak usah," ujar Ganjar saat berdialog di Kantor PGRI Jalan Lontar Semarang, Sabtu 2 Juni 2018.

Karena contoh tersebut, maka Ganjar mengingatkan soal etika itu harus selesai di tingkat pemimpin, penegak hukum, dan pengajarnya sendiri.

Ia kemudian menyatakan, solusi pendidikan Indonesia bukan dengan meniru sistem dari Finlandia. Namun, kata Ganjar, pendidikan harus dikembalikan pada substansi mendidik, yakni menempa moral dan etika manusia.

"Saya pernah ke Finlandia ke LAN-nya, pejabat tingginya orang partai, saya tanya bagaimana anda memisahkan kepentingan politik dan profesionalisme birokrasi. Jawabnya etika," ucap Ganjar.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Pernah Gulirkan Pergub

Cagub Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat menghadiri Apel Siaga PDI Perjuangan Setia Megawati, Setia NKRI di Solo, Jumat (11/5). Apel digelar dalam rangka kesiapan menghadapi Pilkada 2018, Pemilhan Legislatif dan Pilpres 2019. (Liputan6.com/HO/Ivan)

Gubernur Jateng nonaktif ini kemudian bercerita pernah menggulirkan Peraturan Gubernur atau Pergub tentang pembatasan emisi kendaraan di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov).

Dimana, kata dia, setiap Jumat, seluruh pegawai termasuk gubernur dilarang membawa kendaraan pribadi. Boleh naik sepeda, jalan kaki, atau kendaraan umum.

"Tapi saya cabut lagi Pergub itu karena semua cheating, bawa mobil di parkir di Taman KB. Ironisnya yang pertama kali melanggar itu satpol PP yang seharusnya menegakkan pergub. Jadi ini soal moral dan etika, sistem dan regulasi nanti dulu deh," tegas Ganjar.

Dialog ini dihadiri Ketua PP PGRI Jateng Widadi, Ketua Dewan Kehormatan Guru Indonesia PGRI Sudharto, Rektor Universitas PGRI Muhdi, serta puluhan pengurus dan anggota PGRI Jateng lainnya.

Dalam dialog, PGRI mengakui kinerja impresif Gubernur Ganjar pada periode pertama dalam dunia pendidikan. PGRI menyatakan siap bekerja sama lebih intensif dengan Ganjar Pranowo ketika nanti menjabat lagi pada periode kedua.

Sudharto menyoroti tanggung jawab pendidikan lebih baik dikembalikan ke sekolah. Ia yakin kepala sekolah mampu mengemban amanat itu.

"Pendidikan karakter, budi pekerti akan jalan, dikembalikan ke sekolah saja," kata Sudharto.

 

Reporter : Dian Ade Permana

Sumber  : Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya