Menyibak Misteri Wabah Virus Nipah di India dari Hasil Sampel Kelelawar

Dari kasus wabah virus Nipah di India yang merenggut belasan nyawa, hasil uji sampel yang diambil dari kelelawar buah justru negatif.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 03 Jun 2018, 15:00 WIB
Paramedis memakai pakaian pelindung saat menguburkan jenazah yang tewas akibat virus Nipah di Kozhikode, Kerala, India Selatan, Kamis (24/5). Menurut pejabat kesehatan India, lebih dari 10 orang tewas akibat wabah virus Nipah. (AP Photo/K.Shijith)

Liputan6.com, Kerala, India Misteri wabah virus Nipah yang merenggut 17 nyawa di Kerala utara, India semakin terkuak. Setelah sampel darah dan serum yang diambil dari kelelawar buah ternyata negatif. Sekitar 13 sampel telah dikirim ke National Institute of High Security Animal Diseases di Bhopal.

Seluruh uji sampel itu negatif. Awalnya, para ahli menduga, kelelawar buah sebagai pembawa utama virus Nipah.

“Perhatian utama kami adalah kemungkinan adanya infeksi sekunder--infeksi yang merasuk selama atau setelah pengobatan penyakit. Kami dilanda kebingungan juga dari hasil uji sampel, tapi kami akan melakukan studi yang lebih dalam lagi dengan bantuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),” jelas Sekretaris Kesehatan Negara bagian Kerala, Rajeev Sadanandan.

Pejabat dari departemen peternakan mengatakan, masih terlalu dini memutuskan, kelelawar buah bebas dari pembawa virus Nipah.

“Sampel ini diambil secara acak. Kami membutuhkan lebih banyak studi ilmiah lagi untuk mencari tahu penyebab wabah virus Nipah, ” ujarnya, sebagaimana dikutip Hindustan Times, Minggu (3/6/2018).

 

 

Simak video menarik berikut ini:


Pembawa utama virus

Petugas memakai masker sebagai antisipasi penularan virus Nipah saat membantu pasien di RS Government Medical College, Kozhikode, Kerala, India Selatan, Kamis (24/5). Tidak ada vaksinasi untuk virus yang memiliki tingkat kematian 70 persen ini. (AP Photo)

Menurut penasehat WHO, kelelawar buah dan hewan, seperti babi adalah pembawa utama virus Nipah. Kepala departemen penelitian virus di Manipal, G Arun Kumar mengungkapkan, strain (komposisi genetik) virus yang terdeteksi di Kerala mirip dengan strain virus di Bangladesh.

"Investigasi utama kami menunjukkan, hampir mirip dengan virus Bangladesh yang lebih mematikan daripada strain Malaysia," lanjut Arun.

Sementara itu, pemerintah negara bagian Kerala telah memanggil pertemuan semua pejabat negara di ibukota negara pada hari Senin, 28 Mei 2018.

Pada minggu lalu, sebuah pertemuan diadakan di Kozhikkode, distrik yang paling parah dilanda wabah virus Nipah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya