Liputan6.com, Jakarta - Mulai sekarang, cobalah untuk tak minum kopi atau teh yang ditawarkan pramugari di pesawat. Mengapa? Alasannya bikin jijik.
Seorang petugas penerbangan yang mengungkapkan mengapa sebaiknya penumpang tak meminum teh atau kopi di pesawat. Seperti dikutip dari The Sun, Minggu (3/6/2018), ia mengatakan alasannya karena minuman itu terbuat dari air toilet.
Advertisement
"Awak yang identitasnya dirahasiakan itu mengatakan air yang digunakan untuk minuman panas dalam penerbangan, adalah cairan yang sama dengan yang melewati sistem kamar mandi," demikian lapor The Sun.
Petugas itu mengatakan pada Vice, toilet pesawat itu adalah tempat paling menjijikkan di planet Bumi.
"Kami baru-baru ini menguji ada E. coli di air dalam pesawat, kemudian tim pemeliharaan datang dan menekan beberapa kali tombol di toilet barulah hilang kadar bakteri itu. Jadi, hindari air panas atau teh," tutur petugas itu.
"Minuman botol dan es baik-baik saja, tentu saja."
Saksikan video berikut ini:
Alasan Kursi dan Jendela Pesawat Tak Pernah Sejajar
Pesawat adalah alat transportasi yang digunakan untuk menempuh jarak perjalanan amat jauh, seperti menyeberangi pulau, berpergian ke negara lain, hingga pengangkut bahan-bahan sembako ke daerah terpencil.
Bagi penumpang pesawat komersil, memesan tiket pesawat kini sudah bisa dilakukan via online. Sebelum check-in, Anda bisa memesan atau memilih tempat duduk yang diinginkan.
Bagi yang senang melihat pemandangan dari ketinggian ribuan kaki, biasanya akan memilih kursi yang dekat dengan jendela agar lebih leluasa menikmati langit.
Tapi pernahkah Anda menyadari bahwa, kebanyakan, jendela pesawat terbang komersial letaknya tak pernah sejajar dengan deretan kursi? Terkadang kita dibuat kecewa karena kursi yang kita pilih ternyata tak bersebelahan persis dengan jendela.
Keanehan desain ini ternyata punya alasan tersendiri. Tim dari Today I Found Out telah mencari tahu penyebabnya dan berbagi penjelasan yang cukup rasional melalui platform pengunggah video mereka.
Ternyata, semuanya bersumber dari pabrik pembuat pesawat dan maskapai penerbangan. Pemasangan kursi ditentukan oleh pihak maskapai, meski produsen pesawat telah menjalankan tugasnya sesuai prosedur.
Mereka tak tahu menahu soal penempatan kursi pesawat, sehingga banyak ditemukan posisi kursi yang tak sejajar dengan jendela. Ada yang tak kebagian jendela, ada pula yang mendapatkan jatah dua jendela.
Pabrikan seperti Boeing dan Airbus, semisal. Keduanya mengatur penempatan jendela di dalam kabin tanpa harus memikirkan posisi atau letak kursi. Setelah jendela terpasang, mereka akan menyampaikan rekomendasi lokasi tempat duduk penumpang ke perusahaan penerbangan.
Namun, maskapai penerbangan biasanya mengabaikan rekomendasi tersebut dan lebih memilih untuk memakai idenya sendiri.
Menurut laporan News.com.au, Senin 26 Februari 2018, pihak maskapai biasanya menjejalkan lebih banyak deretan kursi dalam pesawat terbang dan mengurangi ruang gerak kaki. Tujuannya yakni untuk meningkatkan pendapatan dan menjaga tarif tetap kompetitif.
Itulah mengapa, beberapa sandaran kursi pesawat ada yang bisa direbahkan lebih jauh dan ada juga yang hanya bisa didorong beberapa sentimeter saja.
Selain letak kursi, maskapai juga menentukan konfigurasinya, seperti pengaturan 3-4-3, 2-3-2, atau yang paling umum 3-5-3.
Advertisement