Zamzam, Tersangka Peracik Bom Universitas Riau Belajar Secara Autodidak

Ternyata, Zamzam sang tersangka kasus kepemilikan bom di Universitas Riau, merakit bom berdaya ledak tinggi secara autodidak dari internet.

Oleh RiauOnline.co.id diperbarui 04 Jun 2018, 10:45 WIB
Aparat kepolisian terdiri dari Densus 88 Anti-Teror dan Brimob disertai dengan mobil Baracuda, mendatangi Gelanggang Mahasiswa FISIP Universitas Riau, Sabtu, 2 Juni 2018, di Kampus Bina Widya, Panam, Pekanbaru. (Riauonline.co.id)

Pekanbaru - Muhammad Nur Zamzam (MNZ) alias Zega alias Jack, alumnus Pariwisata Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Riau (Unri), ternyata merakit bom berdaya ledak tinggi (high explosive) secara autodidak dari internet.

Pekanbaru - Muhammad Nur Zamzam (MNZ) alias Zega alias Jack, alumnus Pariwisata Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Riau (Unri), ternyata merakit bom berdaya ledak tinggi (high explosive) secara autodidak dari internet.

Penelusuran Riauonline.co.id, Zamzam alias Zega sejak setahun terakhir ada perubahan dari dalam dirinya. Ia lebih suka berdiskusi soal keislaman dan menyerempet kepada tagut dan hal berbau daulah atau negara Islam.

Puncaknya, usai Kampus FISIP Universitas Riau diserang Fakultas Teknik, kemampuan meracik bom dengan bahan-bahan gampang diperoleh di pasaran, semakin terasah.

Sumber Riauonline.co.id mengatakan, Zega alias Zamzam merakit bom tersebut bukan di kampus, melainkan di luar kampus. Namun, sayangnya, ia selalu membawa bom ukuran kecil, seperti ukuran mercon ke kampus, diperlihatkan kepada sesama alumni ataupun adik-adiknya.

Walau sebesar mercon, saat meledak efek angin dihasilkan dari ledakan tersebut sangat berbeda dengan angin biasanya, kencang. Tak hanya itu, suaranya berbeda dari suara mercon sering didengar masyarakat umum.

Zamzam sudah berulang kali diingatkan, namun tetap saja tak digubris untuk tidak membawa barang-barang berbahaya dan gampang meledak tersebut ke Kampus Universitas Riau

"Awalnya, kita tak tahu ia meracik apa. Dia buat sendiri, rakit sendiri. Dari rakitan tersebut, ada yang meledak, ada juga tidak. Ia lakukan dengan cara main-main. Tes-tes, Zamzam atau Zega ini bisa memprediksi. Kalau sebesar ini, seperti ini daya ledaknya. Rakit bom di luar," kata sumber tersebut.

Baca berita menarik dari Riauonline.co.id lain di sini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 


Densus Sita 4 Bom dan Bahan Peledak

DENSUS 88 dan Brimob memasang garis polisi di sekitar Gelanggang Mahasiswa FISIP Unri, Sabtu, 2 Juni 2018. (Riauonline.co.id)

Adapun saat penangkapan pada Sabtu siang, 2 Juni 2018, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri menangkap Zamzam alias Zega beserta dua terduga lainnya.

Dari penangkapan tersebut, juga disita empat bom siap ledak sebesar botol air mineral dari Gelanggang Mahasiswa FISIP Unri. Selain itu, Densus menyita serbuk putih teridentifikasasi sebagai TATP, yaitu bahan peledak jenis high explosive merupakan campuran hidrogen peroxida (H2O2). Serbuk putih lainnya teridentifikasi Potasium nitrat, campuran bahan peledak.

Sementara itu, serbuk putih lainnya, teridentifikasi pupuk KNO3. Lalu, serbuk warna abu-abu teridentifikasi juga TATP. Serbuk warna hitam teridentifikasi Potasium nitrat, serbuk warna kuning merupakan sulfur, dan teridentifikasi memenuhi unsur-unsur komponen bom berupa granat tangan rakitan.

Di kampus, saat masih berstatus mahasiswa, Zamzam alias Zega alias Jack, layaknya mahasiswa lainnya. Tak ada perubahan dalam dirinya. Namun, sejak setahun belakangan, perubahan mulai terlihat, terutama dari pola pikir dan itu keluar ketika berdiskusi atau berdebat soal pemerintahan, Islam, dan negara.

"Kalau sudah membahas soal agama, sangat berbeda Zega atau Jack dulu dengan sekarang. Padahal penampilannya, tak pakai celana jingkrak ataupun jenggot panjang. Malahan ia sering ejek-ejekan dengan kawan-kawan sebayanya," kata sumber.

Saat penangkapan di Homestay Mapala Sakai FISIP Universitas Riau tersebut, telepon seluler Zamzam juga ikut disita oleh Densus 88. Zamzam juga sudah ditetapkan sebagai tersangka terorisme. Sedangkan dua lainnya ikut ditangkap, B dan K, masih berstatus saksi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya