Liputan6.com, Jakarta Imbauan agar masyarakat tidak mudik menggunakan sepeda motor, melainkan dengan menggunakan modal transportasi bus kerap kali digaungkan Kementerian Perhubungan. Hal ini agar mengurangi risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Pakar kebijakan publik, Agus Pambagyo, mengatakan imbauan ini selalu tidak berjalan efektif lantaran interkoneksi antara angkutan umum belum berjalan dengan baik.
Advertisement
"Soal memaksa orang tidak naik motor, sudah 10 tahun terakhir ini ada imbauan (untuk menggunakan bus daripada sepeda motor), tapi selalu tidak dikerjakan (oleh pemerintah) interkoneksi angkutan umum," ungkapnya dalam diskusi, di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (2/6).
Dia menilai pemerintah boleh saja mengimbau masyarakat untuk naik bus. Namun, jika angkutan yang nantinya mengangkut pemudik dari terminal ke tempat tujuan tidak disediakan, maka imbauan mudik tersebut tidak akan berjalan.
"Tidak boleh naik motor, naik bus, disediakan Kemenhub, BUMN, tapi misalnya sampai di Tegal tidak ada angkutan kota atau angkutan pedesaan, ini yang harus dikerjakan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah," katanya.
Selain interkoneksi angkutan umum, dia mengharapkan pemerintah membenahi juga tingkat keamanan serta kenyamanan bagi penumpang di setiap terminal. "Orang bagaimana jam 2 pagi sampai di terminal, kalau keselamatan juga tidak ada preman. Untuk keselamatan, mereka akhirnya pilih bawa kendaraan pribadi," tandasnya.
Sumber: Merdeka
Reporter: Wilfridus Setu Embu