Liputan6.com, Jakarta Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Eka Jusup Singka, mengimbau agar calon jamaah haji yang berpotensi mengidap penyakit jantung agar membatasi aktivitasnya selama menjalankan Rukun Islam kelima itu.
Menurut Eka, jemaah haji yang berpotensi mengidap penyakit jantung akan mendapatkan tindakan antisipatif. Salah satu caranya diawali dengan tindakan preventif melalui penyuluhan.
Advertisement
"Yang mengalami kelainan jantung bisa membatasi aktivitasnya, bukan membatasi ibadahnya," ujar Eka, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Selatan, Minggu, 3 Juni 2018.
Contohnya Tindakan Penyelamatan
Eka mencontohkan salah satu upaya preventif itu adalah dengan tak memaksakan kondisi tubuh demi ibadah. Jemaah yang merasakan kondisi tubuhnya melemah dapat beribadah di pondokan kecuali untuk wajib haji.
"Ibadah harus tetap kita lakukan. Karena rukun dan wajib haji penting," ujar dia.
Eka menuturkan sebagian besar jemaah yang mengidap penyakit jantung telah didata di dalam negeri. Meski sudah menurunkan tim preventif, Eka meminta jemaah tetap memperhatikan kondisi tubuh sendiri.
"Jemaah harus sadar diri," ujar dia.
Sementara itu, bahaya lain yang mengancam jemaah haji yaitu headstroke. Eka mengimbau jemaah haji untuk selalu mengenakan payung dan istirahat. " Serta sering minum," kata dia.
(Sah)
Penulis : Maulana Kautsar / Dream.co.id
Baca Juga
Diabetes dan Kasus Penyakit Jantung Meroket, Minuman Manis Ditengarai Jadi Penyebabnya
Khasiat Akar Bajakah untuk Penyakit Apa Saja? 6 Manfaat Utama sebagai Obat Tradisional untuk Mencegah Obesitas hingga Diabetes
Jangan Diabaikan, Ini 5 Tanda Tubuh Anda Mengalami Peradangan yang Harus Segera Diobati
Advertisement