Liputan6.com, Jakarta Bercinta tak harus mencapai orgasme. Foreplay yang panjang dengan sentuhan atau belaian malah bagus untuk meningkatkan kehidupan seksual.
Penelitian terbaru dari Universitas Utrecht di Belanda menemukan waktu rata-rata antara penetrasi dan orgasme di antara 500 pasangan di seluruh dunia adalah 5,4 menit. Mungkin itu sebabnya seks jadi lebih menarik dengan metode karezza.
Advertisement
Karezza yang berarti "belaian" dalam bahasa Italia, biasanya mengacu pada sesi-sesi bercinta yang panjang yang melibatkan sentuhan, membelai, membelai, dan menatap. Tetapi pasangan tidak mencapai orgasme.
"Orang-orang melakukan hubungan seks seperti kelinci. Karezza lebih seperti berhubungan seks seperti kura-kura,” kata Eric Garrison, seorang konselor seksualitas di Williamsburg, Virginia, seperti dilansir Womenshealthmag, Senin (4/6/2018).
Metode ini sebenarnya sudah lama ada. Dan ada buku panduan berjudul The Karezza Method yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1931, seperti disampaikan Rachel Wright, L.M.F.T, seorang terapis perkawinan dan keluarga di Denver. Sayangnya, banyak orang yang belum akrab dengan Karezza.
Saksikan juga video berikut ini:
Sesi seks yang meningkatkan keintiman
Menurut Wright, ketika seseorang mengalami orgasme akan memicu pelepasan jumlah dopamin yang mirip obat-obatan terlarang, neurotransmitter yang berkaitan dengan kesenangan, ke dalam sistem. Tapi, karezza memungkinkan oksitosin, hormon pengikat, mengalir keluar dengan lebih mantap.
Hasilnya bagaimana? Idealnya, karezza bisa meningkatkan keintiman, kedekatan, dan komunikasi antarpasangan.
"Melakukan karezza membantu membuat permainan seksual kurang dramatis secara fisiologis dan lebih banyak tentang romansa dan koneksi,” kata Wright.
Pasangan yang mempraktikkan metode karezza ini lebih banyak melibatkan indra ketimbang seks setiap hari.
"Ini tentang mengoptimalkan pengalaman seksual; ini tentang mengurangi pentingnya orgasme dan itu juga tentang merangkul individu yang terlibat,” katanya.
Advertisement