Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun sebanyak 302 unit Rumah Khusus (Rusus) di Provinsi Maluku Utara. Rusus ini diperuntukan bagi nelayan dan korban bencana lahar dingin.
Pembangunan Rusus Nelayan dilakukan di lima lokasi berbeda dengan jumlah 50 unit di setiap lokasinya. Kelima lokasi itu adalah Desa Tanjung Saleh Pulau Morotai, Desa Wosia Kabupaten Halmahera Utara, Desa Soagimalaha Kabupaten Halmahera Timur, Desa Sif Kabupaten Halmahera Tengah, dan Kelurahan Gurbati Kota Tidore Kepulauan.
Advertisement
Sementara itu, Rusus untuk korban bencana dibangun di Kelurahan Tubo Kota Ternate sebanyak 52 unit. Semua Rusus yang dibangun dengan ukuran tipe 36 m2 ini pun telah dihuni.
Pembangunan Rusus nelayan di berbagai kawasan nelayan di Indonesia bertujuan untuk mengurangi backlog perumahan dan membantu nelayan bisa memiliki rumah layak huni. Disamping itu, kawasan permukiman nelayan juga bisa tertata lebih baik atau tidak kumuh.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada saat meninjau Rusus nelayan di Pangandaran, Jawa Barat, mengatakan bahwa pembangunan perumahan khusus nelayan serupa tidak hanya dilakukan di Pangandaran saja. Nelayan di daerah-daerah lainnya juga akan berkesempatan untuk memperoleh akses kepada perumahan.
"Saya kira hal-hal seperti ini yang ingin kita dekati agar kehidupan nelayan lebih baik," ujar Presiden Jokowi, Selasa (24/4/2018).
Halima, salah seorang keluarga nelayan yang menempati Rusus tersebut, mengatakan bahwa kini dirinya bisa memiliki rumah yang layak huni.
“Torang menyampaikan terima kasih kepada Kementerian PUPR yang telah membangun perumahan bagi masyarakat nelayan, sehingga torang mendapat rumah yang layak dihuni,” ucapnya.
Secara nasional, pada masa Kabinet Kerja, capaian tiga tahun (2015-2017) pembangunan rumah khusus adalah pada 2015 dibangun sebanyak 6.713 unit, 2016 6.048, dan tahun 2017 sebanyak 5.083 unit dengan anggaran Rp 994,6 miliar. Total yang dibangun sebanyak 17.844 unit.
Untuk 2018, Kementerian PUPR akan menambah ketersediaan rumah khusus sebanyak 4.550 unit dengan anggaran Rp 719,6 miliar. Sebaran lokasi pembangunannya sebagian besar yakni 63,4 persen dibangun di kawasan timur Indonesia.
(*)