Gedung Putih Akan Menggelar Buka Puasa Bersama Donald Trump

Tradisi buka puasa bersama di Gedung Putih itu telah berusia lebih dari dua dekade.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 05 Jun 2018, 00:20 WIB
Presiden AS, Donald Trump berbincang saat melakukan perjalanan untuk melihat prototipe tembok perbatasan AS dan Meksiko di San Diego, Selasa (13/3). Tembok ini adalah perwujudan dari janji Trump pada kampanye presiden 2016 lalu. (AP/Evan Vucci)

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Donald Trump mengumumkan rencana menggelar agenda buka puasa bersama dengan komunitas muslim di Gedung Putih, setelah tahun lalu gagal melakukannya.

Seorang pejabat Gedung Putih menegaskan agenda buka puasa bersama itu akan diselenggarkaan pada Rabu, 6 Juni 2018, meskipun belum ada tamu yang dikonfirmasi kehadirannya.

Dikutip dari CNN pada Senin (4/6/2018), presiden-presiden Amerika Serikat (AS) sebelumnya telah melakukan tradisi buka puasa bersama di Gedung Putih selama dua dekade terakhir.

Absennya Donald Trump dalam menggelar agenda tahunan pada 2017, memicu kritik luas dari berbagai kalangan.

Imam Talib Shareef dari Masjid Nasional di Washington DC mengatakan kepada Newsweek kala itu: "Sangat mengecewakan karena hal tersebut adalah tradisi yang baik."

Donald Trump tidak menjelaskan secara pasti apa alasan ia meniadakan agenda buka puasa di Gedung Putih pada tahun lalu.

Namun, banyak pihak menduga bahwa Presiden AS ke-45 itu terlalu fokus pada upaya pembuktian kampanye "Make America Great Again".

 

Simak video pilihan berikut:


Konstitusi Menjamin Kebebasan Beragama

Pemandangan Gedung Putih di Washington DC (13/8). Foto ini dihasilkan dengan menggunakan kamera atau teknik Inframerah. (AFP Photo/Andrew Caballero-Renolds)

Sementara itu, Presiden Donald Trump disebut telah menunjukkan perhatian terhadap ibadah puasa yang dilakukan oleh kelompok masyarakat muslim di Amerika Serikat.

Hal itu salah satunya terlihat pada serangkaian twit, di mana salah satunya menyatakan: "Ramadhan mengingatkan kita pada kekayaan umat Islam yang ditambahkan ke permadani kehidupan beragama di Amerika Serikat. Di sini, kita semua diberkati untuk hidup di bawah Konstitusi yang menjamin kebebasan beragama dan menghormati praktik keagamaan."

"Konstitusi AS memastikan muslim dapat menjalankam Ramadhan sesuai dengan perintah hati nurani. dan tanpa hambatan oleh pemerintah. Dengan demikian, Konstitusi juga menyediakan berbagai kesempatan bagi semua warga Amerika untuk memperdalam pemahaman mereka tentang jiwa manusia," lanjutnya.

"Karena banyak orang bersatu untuk merayakan Ramadhan, saya dan Melania sama-sama berharap berkat melimpah di bulan ini. Ramadan Mubarak!" lanjut Trump.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya