Tak Layak Huni, 6 Kota Ini Jadi Tempat Tinggal Paling Buruk di Dunia

Sejumlah kota ini masuk ke dalam daftar terburuk yang layak untuk menjadi tempat tinggal,

oleh Nur Aida Tifani diperbarui 05 Jun 2018, 21:00 WIB
Penataan wilayah kumuh yang dilakukan pemerintah merupakan upaya memanusiakan kembali warga dengan tinggal di tempat yang lebih layak, Jakarta, (10/9/14). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kota besar sudah menjadi daya tarik banyak untuk menetap ataupun mencari nafkah. Tak jarang masyarat desa berdatangan untuk mencari kesempatan bekerja di kota-kota besar.

Meski terlihat meyakanikan, kota tak selalu menjadi tempat tinggal yang tepat. Hal ini disebabkan karena sejumlah faktor meliputi keamanan hingga infrastuktur yang mempengaruhi kondisi tempat tinggal buruk.

Oleh karena itu, telah terangkum sejumlah kota yang terburuk di dunia untuk menetap, dilansir dari Independent. Berikut merupakan daftar kota yang terbilang buruk berdasarkan pada survei The Economist Intelligence.


1. Douala, Kamerun

(Foto: © Yactucameroun)

Salah satu kota di tepi barat Afrika yang termasuk ke dalam daftar kota terburuk. Hal ini terjadi karena kurangnya pemusatan pada sektor kesehatan, edukasi, dan infrastruktur.

Tapi karena Douala mulai engalami stabilas yang tinggi, hal ini memungkinkan bahwa mereka bisa beralih dari keterpurukan dan menjadi kota yang lebih baik.


2. Harare, Zimbabwe

(Foto: Thepuff Puffpost )

Kota Harare di Zimbabwe ini menjadi negara yang mendaptkan skor paling rendah dalam sektor kesehatan dan edukasi di dunia. Gara-gara kondisi yang buruk di Harare, hal ini membuat Zimbabwe termasuk ke dalam daftar paling bawah, negara yang memiliki kota paling buruk di antara 140 negara lainnya.

Meski begitu, pihak Zimbabwe berusaha untuk meningkatkan kelayakan hidup masyarakat di negaranya. Terbukti selama lima tahun ini mereka terus mengalami perkembangan ke arah yang lebih positif.


3. Karachi, Pakistan

Masyarakat etnis Sheedi meramaikan Festival Sheedi Mela di Kuil Sufi Hasan-al-Maroof Sultan, Pakistan, (4/3). Festival ini menjadi salah satu acara terpenting bagi etnis Sheedi, masyarakat Pakistan keturunan Afrika. (AP Photo/Fareed Khan)

Selain negara di Afrika, wilayah Asia seperti Pakistan termasuk ke dalam skor rendah mengenai tempat tinggal yang layak bagi masyarakatnya. Penyebab utamanya karena kurangnya stabilitas terhadap lingkungan, sehingga kota ini dianggap rendah sebagai kota yang layak.

Meski begitu, kota Karachi bisa dibilang masuk ke dalam negara yang memiliki fokus terhadap pendidikan. Dan hal itu, bisa menjadi nilai lebih.


4. Dhaka, Bangladesh

Pengungsi Rohingya memperbaiki rumahnya di Kamp Pengungsi Kutupalong, Bangladesh, 28 April 2018. Apabila hujan tiba, ada ancaman serius kamp pengungsi yang dibangun secara tidak teratur itu mengalami kebanjiran dan longsoran lumpur. (AP Photo / A.M. Ahad)

EIU menetapkan bahwa kota Dhaka sebagai negara yang kurang layak menjadi tempat tinggal karena banyaknya aksi kekerasan dan terorisme.

Selain itu, rendahnya pertumbuhan infrastuktur di kota ini menjadikan Dhaka sebagai kota yang mendapatkan nilai terendah dalam survey.


5. Tripoli, Libya

Spanduk raksasa bergambar pemimpin Libya Muammar Gaddafi dibentangkan di Lapangan Hijau (Green Square) di pusat kota Tripoli. (Antara).

Penurunan tajam kelayakan tinggal dan hidup di Tripoli mengalami penurunan tajam setelah mengalami ancaman dari maraknya aksi terorisme. Ancaman dari ISIS berpengaruh pada stabilitas negara tersebut.

Alhasil, survey EIU menetapkan bahwa Tripoli bukan menjadi kota yang aman untuk menjadi tempat tinggal.


6. Damascus, Suriah

Kota Damascus di Suriah

Sebelum pecah perang saudara, kota Damascus disurvei sebagai wilayah yang cukup stabil. Namun setelah konflik pecah, Damascus mengalami penurunan yang drastis dan termasuk sebagai kota yang paling buruk untuk menjadi tempat tinggal.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya