Harga Pangan Akan Naik H-7 Lebaran

Selain beras, Menteri Enggartiasto juga khawatir kenaikan harga daging ayam dan daging sapi.

oleh Merdeka.com diperbarui 05 Jun 2018, 13:22 WIB
Mendag Enggartiasto Lukita saat pemotretan dalam kunjungannya ke Kantor Liputan6 di SCTV Tower, Jakarta (4/5). Enggartiasto tercatat pernah memegang jabatan antara lain Ketum Real Estate Indonesia (REI), periode 1992-1995. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaku khawatir harga sejumlah kebutuhan pokok menjelang Lebaran akan meningkat. Oleh karena itu, dia memastikan akan menjaga ketersedian stok pangan secara bersama-bersama dengan seluruh stakeholder.

"H-7 adalah kecenderungan harga akan meningkat. Tetapi dengan kita mengawali ini mulai tanggal 9, saya mengharapkan dari saat ini kita mengantisipasi tersedianya memastikan seluruh bahan pokok sudah beres," kata Enggartiasto saat ditemui di Gedung Mabes Polri, Jakarta, selasa (5/6/2018).

Pengendalian harga bahan pokok di sejumlah pengusaha besar juga menjadi fokus perhatian. "Kemudian juga pengendalian harga jangan sampai ada sekelompok pengusaha yang mencoba kenaikan harga yang berlebihan," imbuhnya.

Meski demikian, Enggartiasto mengungkapkan masalah utama biasanya terjadi pada kenaikan harga beras. Padahal selama ini, pihaknya sudah menegaskan kepada seluruh pedagang di pasar tradisonal agar menjual beras dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah.

"Untuk itu sekali lagi mohon kita pastikan terutama untuk beras. Seluruh pedagang beras di pasar tradisional wajib menjual beras dengan HET," ujar Enggar

Untuk itu, kata dia, bagi pedagang yang tidak mampu menjual harga beras sesuai dengan HET, pihaknya akan menyediakan harga beras dari Perum Bulog dengan harga jual Rp 8.900 per liter.

"Atau kita sekarang sudah menyiapkan dengan harga Rp 8.900 per liter. Namun kalau yang tidak ada harga beras sejenis Rp 8.900 kami sudah koordinasi dengan Dirut Bulog maka kita salurkan beras tersebut dengan keuntungan yang sudah ditetapkan," ungkapnya.


Daging Sapi dan Ayam

Suasana jual beli daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (29/5). Rata-rata pedagang masih menjual daging sapi seharga Rp 120 ribu per kilogram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain pada beras, Enggartiasto menyebut persoalan lain yang dikhawatirkan adalah pada kenaikan komoditas seperti daging ayam dan daging sapi. Sebagai antisipasi pada lonjakan harga daging, pihaknya sudah menyediakan pilihan bagi masayrakat dengan mendatangkan daging beku dari India dan Australia.

"Ada hal yang mohon disikapi adalah kenaikan harga kenaikan ayam dan kecenderungan daging sapi. Telur sudah turun tapi daging masih fluktuatif naik turun. Begitu juga daging sapi kami menyiapkan untuk bisa memperoleh daging beku baik suplai dari bulog yang pasti kita siapkan. Maupun dari importir suplier dari Australia yang harga jualnya sudah ditetapkan. Sehingga masyarakat punya pilihan," tutur dia.

Dengan demikian, kata Enggartiasto, guna menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok jelang Lebaran, pihaknya akan menerjunkan seluruh jajarannya untuk turun langsung ke pasar memastikan harga bahan pokok.

"Yang berikutnya kita start dari Kemendag dari beberapa titik kita turunkan staf yang setiap hari harus ada di pasar. Mohon kepada Kadis Perdagangan untuk memantau harian pasar dengan dukungan Satgas pangan. Kita hadir setiap hari ada di pasar menunjukkan ke masyarakat bahwa pemerintah hadir," tuturnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya