Liputan6.com, Jakarta PT Bank Central Asia (BCA) menyiapkan dana Rp 45 triliun selama 10 hari momen Ramadan. Dana tersebut ditempatkan pada kantor cabang dan juga ATM di seluruh Indonesia.
Direktur Independen PT BCA Erman Yuris Ang mengatakan, dana sebesar Rp 45 triliun tersebut berasal dari kas internal dan pinjaman dari Bank Indonesia. Dana tersebut nantinya akan dikucurkan secara bertahap.
Baca Juga
Advertisement
"Uang tunai yang kita siapkan untuk 10 hari ini kami sudah siapkan Rp 45 triliun yang kita pergunakan untuk mengelola kebutuhan ATM di seluruh Indonesia. Sementara uang tunai yang kita butuhkan dari BI mungkin sekitar Rp 5 triliun yang akan kita penuhi secara bertahap," ujarnya di gedung DPR-MPR, Jakarta, Selasa (5/6/2018).
Erman menjelaskan, selama masa libur Lebaran, BCA akan tetap melakukan pelayanan operasional. Pada 11-12 Juni, perusahaan tetap melakukan pelayanan secara terbatas.
"BCA sendiri pada tanggal 11 sampai 12 Juni kita tetap melakukan kegiatan secara terbatas, yaitu hanya 106 kantor yang kita buka untuk melayani masyarakat yang membutuhkan sebelum masuk ke tanggal Lebaran," jelasnya.
Sementara, 19-20 Juni yang ditetapkan sebagai cuti bersama, PT BCA akan membuka pelayanan terbatas pada 136 kantor cabang dan kantor pusat.
"Tanggal 19 sampai 20 Juni kita juga buka secara terbatas dengan kantor yang lebih banyak yaitu 136 kantor, karena tanggal tersebut BI saat itu buka kantor dengan operasional terbatas. ATM 17 ribu dan Halo BCA tetap beroperasi selama 24 jam," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
BCA Acungi Jempol Respons Cepat BI Soal RDG Tambahan
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) tambahan pada Rabu, 30 Mei 2018. RDG Bulanan tambahan ini tidak menggantikan RDG Bulanan reguler yang tetap akan diselenggarakan sesuai jadwal.
Direktur Bank BCA, Suwignyo Budiman, menyambut baik rencana BI tersebut. Dia mengatakan, rapat dilakukan lebih sering akan lebih bagus.
Baca Juga
"Sering-sering rapat, bagus," kata Suwignyo saat ditemui di Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (25/1).
Dia melanjutkan, kondisi saat ini di mana banyak hal yang terjadi di luar prediksi memang membutuhkan respons yang lebih cepat.
"Gini maksud saya tuh, sekarang tuh kan semua berubahnya cepat. Perubahan ekonomi kan cepat. Jadi kalau rapatnya terlalu lama, perubahan nanti belum direspons. Tapi kalau meetingnya diperbanyak kan saya kira akan bisa lebih cepat merespons kondisi," ujarnya.
Advertisement