Harga Pangan Terkendali, Inflasi Mei 2018 Terjaga

Bank Indonesia (BI) apresiasi inflasi Mei 2018 sebesar 0,21 persen. Padahal biasanya inflasi Mei yang sudah memasuki bulan Ramadan cukup tinggi.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jun 2018, 18:30 WIB
Pedagang merapihkan dagangannya di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (3/4).Badan Pusat Statistik mencatat inflasi Bulan Maret 2018 sebesar 0,20 persen sehingga inflasi tahun kalender mencapai 0,99 persen (year to date). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) apresiasi inflasi Mei 2018 sebesar 0,21 persen. Padahal biasanya inflasi Mei yang sudah memasuki bulan Ramadan cukup tinggi karena harga pangan melonjak.

"Inflasi bulan Mei tetap terkendali. Secara tahunan 3,23 persen. Lebih rendah dibanding bulan sebelumnya dan ini masih berada dalam kisaran sasaran inflasi," kata Kepala Grup Riset Ekonomi Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Reza Anglingkusumo, di Kantor BI, Selasa (5/6/2018).

Reza menuturkan, inflasi Mei 2018 yang rendah ini didukung oleh terkendalinya inflasi inti dan melambatnya inflasi komponen bergejolak (volatile food). "Inflasi volatile food sempat meningkat di akhir 2017, tapi di awal 2018 ini mulai terkendali," ujar dia.

Inflasi yang terkendali ini terjadi di hampir seluruh wilayah di Indonesia. "Inflasi 2,5-3,5 persen setiap provinsi. Ini karena kecenderungan harga-harga di Indonesia terkendali. Yang terendah dari sisi inflasi di bulan Mei itu kawasan Bali Nusa,” kata dia.

Dia melanjutkan, inflasi volatile food secara spasial juga rendah yaitu di bawah 5 persen. Akan tetapi, ada beberapa provinsi yang juga masih perlu diwaspadai. "Provinsi yang perlu diwaspadai adalah di Sumatera dan di Jawa. Tapi secara umum inflasi volatile food masih terjaga,” kata dia.

Adapun melambatnya inflasi volatile food ini disumbang oleh beberapa jenis pangan yang mengalami deflasi.

"Ini karena beberapa komoditas itu harganya deflasi seperti beras dan produk hortikultura. Beras ini karena kita impor beras sehingga harga stabil. Untuk cabai, panen bagus,” kata dia

Selain itu, terkendalinya inflasi Mei karena ada beberapa aspek penguatan regulasi juga terkait identifikasi dari distributor.

"Kemudian berbagai kebijakan pasokan dan stabilisasi harga. Kemudian terkait koordinasi, sudah dilakukan di tingkat pusat termasuk memantau dan melakukan upaya  khusus lewat operasi pasar murah. Di daerah didukung oleh TPID-TPID,” tambah dia.

Dengan demikian, Reza mengaku optimistis target inflasi tahunan pada 2018 dapat tercapai. "Inflasi masih akan sama sesuai target pemri 3,5 persen plus minus 1 persen. Kami juga lihat dengan pertumbuhan ekonomi yang baik,” tutur dia.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com


BPS: Inflasi Mei 2018 Tercatat 0,21 Persen

Pedagang mengambil bumbu di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (3/4).Badan Pusat Statistik mencatat inflasi Bulan Maret 2018 sebesar 0,20 persen sehingga inflasi tahun kalender mencapai 0,99 persen (year to date). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, tingkat inflasi pada Mei 2018 sebesar 0,21 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan inflasi April 2018 yang sebesar 0,1 persen.

Untuk inflasi tahun kalender sebesar 1,3 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun (year on year) sebesar 3,23 persen. "Perkembangan harga komoditas pada Mei menunjukkan adanya peningkatan," jelas Kepala BPS, Suhariyanto, Senin 6 April 2018.

Dari 82 kota yang dihitung Indeks Harga Konsumen (IHK), terdapat 65 kota yang mengalami inflasi dan terdapat 17 kota mengalami deflasi. "Inflasi tertinggi terjadi di Tual dan terendah terjadi di Purwokerto dan tangerang," tambah dia.

Ia melanjutkan, pada inflasi pada Ramadan 2018 ini jika dibandingkan dengan Ramadan 2017 yang tercatat 0,39 persen dan Ramadan 2016 yang sebesar 0,66 persen maka untuk tahun ini jauh lebih rendah.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya