Liputan6.com, London - Kiper utama Chelsea, Thibaut Courtois, menyebut diagnosis gegar otak yang dialami Loris Karius pada partai final Liga Champions akhir Mei lalu sebagai hal yang aneh.
Sebelumnya, Loris Karius menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Amerika Serikat, beberapa hari setelah final antara Liverpool kontra Real Madrid di Kiev, Ukraina.
Baca Juga
Advertisement
Pemeriksaan itu menghasilkan diagnosis yang menyebut bahwa Karius mengalami gegar otak pada laga final. Hal ini diklaim berpengaruh terhadap penampilan Karius yang kemudian membuat dua blunder fatal.
Meski demikian, Courtois merasa ada yang aneh dengan pengkambinghitaman gegar otak sebagai penyebab Loris Karius melakukan kesalahan.
"Saya pernah mengalaminya dengan Alexis Sanchez, saya mengalami gegar dan saya tak bisa melihat bola jadi 20 menit kemudian saya tak melanjutkan pertandingan karena saya tak bisa melihat bolanya," ujar Courtois seperti dikutip Sky Sports.
"Saya ikut menyesal dengan apa yang terjadi pada dia, tapi menyalahkan gegar otak untuk kesalahan tersebut, ia juga membuat dua penyelamatan gemilang. Jadi apakah itu hanya keberuntungan? Saya tak tahu karena dia tak bisa melihat bola," ia menambahkan.
Tak Masuk Akal
Insiden yang diyakini menjadi penyebab Karius mengalami gegar adalah sikutan bek lawan, Sergio Ramos, di awal babak kedua.
Tak lama berselang, Karius melakukan blunder fatal ketika melepas bola yang kemudian bisa diblok Karim Benzema dan berubah arah menjadi gol untuk Madrid.
Blunder fatal Karius terjadi lagi ketika skor 2-1 untuk keunggulan Madrid. Kiper internasional Jerman itu gagal mengamankan tembakan keras Gareth Bale dengan baik sehingga bola terlepas dan berbuah gol.
"Sungguh disayangkan dia membuat kesalahan itu, tapi jika Anda mengalami gegar Anda akan meninggalkan permainan atau dokter akan memberitahu Anda bahwa Anda tak lagi bisa melihat dengan jelas dan Anda harus meninggalkan permainan," tutur Courtois.
"Jika mereka ingin mengatakan bahwa kesalahan itu terjadi karena gegar, oke. Ia berkata setelah laga ia membuat dua kesalahan, saya rasa semua orang akan menerimanya," lanjutnya.
"Hal itu bisa terjadi pada seorang kiper tapi untuk menyalahkan gegar otak sekarang, saya melihatnya sebagai hal yang aneh. Namun jika tim medis mengatakan demikian dari Boston, oke," tandasnya.
Sumber: Bola.net
Advertisement