Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program-program pemberdayaan ekonomi, seperti program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (MEKAAR) pada bulan Ramadan.
Kali ini, Staf Khusus V Menteri BUMN, Parman Nataatmadja didampingi Staf Khusus III Menteri BUMN, Wianda Pusponegoro dan Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (Persero)/PT PNM, Arief Mulyadi bertemu langsung dengan 2.700 nasabah Mekaar di Kecamatan Tambora, Jakarta Barat pada Rabu (6/6/2018).
Di hadapan para nasabah, Parman memberikan dukungan dan semangat untuk terus bekerja dan berusaha dan berkesempatan menyapa dan mengunjungi salah satu kelompok Mekaar Tambora.
Baca Juga
Advertisement
"Jangan pernah pantang menyerah harus tetap semangat demi membantu perekonomian keluarga serta terus kembangkan usaha dan juga jangan lupa untuk menabung dari hasil usaha yang ibu-ibu geluti," kata dia.
Parman menuturkan, program Mekaar merupakan bentuk nyata keberpihakan pemerintah melalui BUMN dalam meningkatkan ekonomi masyarakat kecil.
Program Mekaar secara langsung memberi akses keuangan ke berbagai masyarakat termasuk kelompok para ibu yang berpotensi menjadi pendukung ekonomi keluarga sehingga program unggulan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) ini juga bisa menjadi upaya efektif pemerintah dalam mendorong inklusi keuangan.
Dalam kunjungan ini juga secara simbolis diberikan bingkisan Ramadan kepada Ibu-ibu nasabah Mekaar Tambora yang dikemas dalam acara 'Bazar Sembako Murah' dan bertempat di Lapangan Sepak Bola Tambora, Jakarta Barat.
PNM bersinergi dengan PT Pertamina (Persero) dan Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) menyalurkan beragam bahan pokok dengan harga terjangkau sebanyak 2.700 paket.
Menteri BUMN: Agen Mekaar Bantu Ekonomi Keluarga di Jawa Barat
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memberi pembekalan kepada 4.000 Account Officer (AO) program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) Se-Jawa Barat.
Dalam kesempatan tersebut, Rini memberi arahan dan motivasi sekaligus apresiasi kepada para AO yang telah berdedikasi menjadi agen pemberdayaan perempuan pra-sejahtera yang ada di Jawa Barat.
"Saya apresiasi setinggi-tingginya semangat teman-teman AO yang telah membawa peningkatan ekonomi kepada banyak keluarga pra-sejahtera," kata Rini di Ranca Upas, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu 26 Mei 2018.
Tak hanya memberi pembekalan, Rini juga memberikan penghargaan kepada Tim Mekaar di enam wilayah berupa sertifikat bertandatangan asli Menteri Rini.
Rini menuturkan, program Mekaar merupakan bentuk nyata keberpihakan Pemerintah melalui BUMN dalam meningkatkan ekonomi masyarakat kecil. Program unggulan PT Permodalan Nasional Madani/PNM (Persero) ini juga bisa menjadi upaya efektif meningkatkan inklusi keuangan.
"Mekaar secara langsung memberi akses keuangan pada berbagai masyarakat termasuk kelompok para ibu yang berpotensi menjadi pendukung ekonomi keluarga," ujar Rini Soemarno.
Mekaar sendiri merupakan layanan pemberdayaan melalui pembiayaan berbasis kelompok bagi perempuan pra-sejahtera dengan pendampingan dan pembinaan oleh para AO PNM berupa budaya usaha yang penuh dengan kejujuran, disiplin, kerja keras, kerukunan, kekeluargaan dan gotong royong.
Termasuk juga membiasakan budaya menabung demi masa depan yang lebih baik. Sejak dimulai pada akhir November 2015, PNM Mekaar ini telah berhasil menyerap puluhan ribu karyawan/AO dan jutaan nasabah. Plafon kredit yang diberikan tersedia mulai dari Rp 500 ribu- Rp3 juta untuk setiap nasabah.
Tercatat, hingga April 2018 nasabah aktif Mekaar secara nasional telah melampaui angka 2,8 juta jiwa dengan lebih dari 22 ribu AO yang mendampingi. Khusus di Jawa Barat sendiri, sedikitnya terdapat 662 ribu perempuan pra-sejahtera yang sudah menjadi nasabah Mekaar.
Hingga akhir 2018 ditargetkan jumlah nasabah Mekaar bisa mencapai 4 juta nasabah. Total dana yang tersalurkan sudah mencapai Rp 6,76 triliun, dengan rata-rata pembiayaan yang diberikan sebesar Rp 2,1 juta per nasabah.
Non Performance Loan (NPL) Mekaar berada di angka 0,25 persen, ini menunjukkan sistem pembinaan yang dilakukan kepada para nasabah telah menciptakan komitmen pengembalian pinjaman yang tinggi pada tiap nasabah.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement