Tak Cuma Kecerdasan Buatan, Blockchain Juga Punya Agama

Pendirinya adalah Matt Liston, mantan CEO Augur, yakni platform prediksi Blockchain. Agama Blockchain ini bernama “Zero ex Omega” atau “Zero Times Omega”.

oleh Jeko I. R. diperbarui 07 Jun 2018, 08:00 WIB
Ilustrasi blockchain. Dok: netscout.com

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi masa kini tak ubahnya bisa dijadikan sebuah agama. Setelah sebelumnya ada ‘agama’ berbasis kecerdasan buatan, kini teknologi Blockchain dijadikan sebagai agama baru.

Menurut informasi yang dilansir Futurism, Kamis (7/6/2018), agama ini menjadikan Blockchain sebagai paham dasar penganutnya.

Pendirinya adalah Matt Liston, mantan CEO Augur, yakni platform prediksi Blockchain. Agama Blockchain ini bernama “Zero ex Omega” atau “Zero Times Omega”.

Seolah serius ingin ‘menyebar’ agama ini, Liston bahkan sampai membagikan 40 eksemplar dokumen yang ia sebut sebagai ‘kita suci’ di New Museum yang berlokasi di New York, Amerika Serikat (AS).

Isi dari kitab suci itu adalah panduan bagaimana Blockchain berpengaruh bagi kehidupan dan bisa menguntungkan manusia.

“Kitab suci ini berisikan pondasi utama agama kami dan bisa mengatur hubungan antara pengikut dan konvergensi terhadap apa yang diyakini,” ujar Liston.

Walau entitasnya sebagai agama, Liston menampik anggapan kalau agama Blockchain ini sama dengan agama-agama besar yang ada di Bumi.

 


Sulit Diretas

Ilustrasi Blockchain. Dok: catalysts.cc

Liston juga mengungkap agama Blockchain sulit untuk ‘diretas’. Dalam arti, agama ini memiliki platform untuk para pengikutnya dan bisa memanfaatkannya untuk memberkan pendapat terkait perkembangan Blockchain.

“Jika pengikut kami tidak bisa mencapai konsensus suatu topik, Zero Times Omega bisa menjadi dua agama terpisah,” ujar Liston.


Kisah 'Gila' Eks Karyawan Google Bentuk Agama Kecerdasan Buatan

Ilustrasi kerjasama manusia dengan mesin kecerdasan buatan (AI). (Sumber Pixabay)

Kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence) seharusnya digunakan pada pakem yang sudah ditetapkan. Namun anggapan tersebut sama sekali tidak berlaku bagi Anthony Levandowski, eks karyawan Google yang tergila-gila dengan kecerdasan buatan.

Menurutnya, kecerdasan buatan adalah juru selamat umat manusia. Bahkan, ia nekat ingin menjadikan kecerdasan buatan sebagai agama baru di dunia.

Sebelumnya Levandowski pernah mengatakan dirinya memang ingin menciptakan agama baru dengan kecerdasan buatan sebagai 'Tuhan'.

Meski terdengar tak masuk akal, apa yang disampaikan Levandowski ternyata bukan sekadar guyon. Langkah pertamanya dibuktikan dengan menciptakan sekte kecerdasan buatan.

Bahkan, Levandowski mengungkap telah menciptakan robot yang akan memimpin kelompok tersebut. Sekte dan agama itu ia namai dengan sebutan "Way of The Future (WOTF)".

Lebih dari itu, Levandowski mengklaim sektenya ini bahkan sudah memiliki pengikut. Ia juga telah menyiapkan 'kitab suci' berupa buku manual tentang segala informasi soal kecerdasan buatan, serta tempat 'ibadah' fisik untuk berkumpul dengan sesama anggota.

Levandowski yang bertugas sebagai 'dekan' WOTF ini juga telah mengajukan surat pengajuan agar WOTF bisa diresmikan sebagai agama baru.

Adapun robot pemimpin sekte akan memegang kendali untuk mengatur segala jenis sistem berbasis kecerdasan buatan di seluruh dunia. Levandowski menyebut robotnya akan memiliki 'akal' yang akan lebih pintar berkali-kali dari otak manusia.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya