Liputan6.com, Kingston - Port Royal berada di sebuah pulau kecil di perairan Jamaika. Pada Abad ke-17, kota itu terkenal di seluruh Dunia Baru (New World) sebagai markas para bajak laut Karibia, penyelundup, dan para bandit yang bejat lagi mesum -- menjadi kampung halaman Pirates of the Caribbean, dalam arti sesungguhnya.
Minuman kegemaran para penduduknya adalah Kill Devil Rum, yang tak hanya bikin mabuk tapi juga bisa membuat orang tak sadarkan diri selama beberapa jam. Mereka yang tak beruntung akan bangun di alam baka. Prostitusi merajalela di area yang dihuni 6.500 manusia itu.
Baca Juga
Advertisement
Konon, seperti dikutip dari BBC News, setiap satu dari empat bangunan di sana adalah bar atau tempat pelacuran. Port Royal digambarkan sebagai 'kota paling jahat dan penuh dosa di dunia'.
"Arak dan perempuan menguras kekayaan milik para bajak laut sejadi-jadinya ...beberapa dari mereka bahkan harus mengemis," tulis Charles Leslie, menggambarkan kondisi Port Royal pada 1660-an dalam bukunya, A New and Exact History of Jamaica.
Namun, pada 7 Juni 1692 kota tersebut hancur dalam empat menit. Menurut Edmund Heath, saksi mata, hawa pagi itu tak seperti biasa. Sama sekali tak ada angin yang bertiup, sejumlah orang menaruh curiga.
Benar saja, tak berapa lama kemudian gempa dahsyat berguncang, kekuatannya mencapai 7,5 skala Richter. Lalu, gelombang gergasi tsunami menyusul datang.
"Bumi tiba-tiba terbelah dan menelan banyak manusia di depan mataku. Lalu, aku melihat ombak raksasa datang, melampaui ketinggian tembok. Aku merasa, mustahil untuk lari," kata Edmund Heath, korban selamat sekaligus saksi mata malapetaka yang menimpa Port Royal pada 1692, seperti dikutip dari situs Atlas Obscura, Rabu (6/6/2018).
Kala itu, Heath berada di atas kapal yang tertambat di pelabuhan. Ia hanya bisa menatap nanar ke arah kota yang tiba-tiba menjadi tumpukan puing.
Port Royal dibangun di atas hamparan pasir yang labil. Saat lindu mengguncang, tanah terbelah, menyedot apapun yang ada di atasnya -- bangunan, jalan raya, juga para penghuninya -- lalu kembali menutup.
Geyser meletus dari dalam Bumi, bangunan-bangunan rubuh, dan akhirnya kota dihantam tsunami. Gelombang gergasi menyeret apapun yang bisa diraihnya ke laut.
Akhirnya dua per tiga kota hilang ditelan lautan. Empat dari lima benteng hancur atau terendam dan 2.000 orang tewas seketika. Beberapa hari kemudian, giliran 3.000 manusia meninggal dunia akibat luka maupun penyakit.
Sifat durjana para penghuninya tak lantas hilang di tengah malapetaka. "Sesaat setelah Bumi berhenti berguncang, Anda akan terkejut mendengar tentang terjadinya penghancuran, perampokan dan kekerasan yang terjadi...tak ada seorang pun yang bisa mengklaim harta bendanya miliknya, sebab yang paling kuat dan paling jahat merebut apa yang mereka senangi ... "
Ketika berita menyebar tentang kehancuran Port Royal, banyak orang menjadikannya sebagai peringatan, pembalasan Ilahi untuk kemaksiatan yang dilakukan orang-orang di dalamnya -- para perompak dan pekerja seks komersial, kesombongan para bangsawan yang kerap memamerkan kekayaan, dan praktik perbudakan yang mereka lakukan.
Pemuka agama setempat menyebut, malapetaka yang menimpa Port Royal adalah hukuman dari Tuhan, lewat perantaraan gempa dan tsunami.
Sebagian besar Port Royal kini tenggelam beberapa meter ke dasar Laut Karibia. Pun dengan ratusan kapal karam yang kala itu bersandar di pelabuhan.
Pada tahun1900-an, orang-orang melaporkan penampakan kota di bahwa air dan sensasi mengerikan mengambang di atasnya.
Sejak tahun 1950-an, para penyelam mengekplorasi dan mendata apa saja yang ada di dalam laut.
Pada 1969, seorang pemburu harta karun bernama Edwin Link menemukan sebuah artefak paling terkenal dari Port Royal -- sebuah jam saku yang jarum jamnya berhenti tepat pada pukul 11.43 -- yang diyakini sebagai waktu terjadinya gempa.
Ritual Magis Mengincar Para Pria Botak
Selain hancurnya Port Royal, sejumlah peristiwa penting dalam sejarah terjadi pada tanggal 7 Juni. Pada 1837, Nebula NGC 6334 ditemukan oleh John Herschel di Tanjung Harapan.
Sementara pada 1971, Soyuz 11 mendarat di Salyut 1, menjadi misi pertama yang berhasil mendaratkan pesawat di stasiun angkasa luar.
Pada tanggal yang sama, sebuah peringatan dikeluarkan kepolisian Mozambik. Sasarannya adalah para pria berkepala botak.
Menurut aparat, para pria berkepala pelontos bisa jadi target serangan berlatar belakang ritual magis. Sudah ada dua orang yang jadi korban. Keduanya dibunuh dan bagian tubuhnya digunakan dalam ritual ilmu hitam. Konon, ada yang percaya kepala mereka mengandung emas.
Dua pria berkepala botak, salah satunya ditemukan dalam kondisi kepala termutilasi dan sejumlah organ diambil, tewas dibunuh di wilayah yang terkenal atas persekusi terhadap albino.
Jangan mengira kabar aneh di Mozambik itu berasal dari masa puluhan atau bahkan ratusan tahun lalu. Kasus itu baru terjadi pada 2017. (Ein)
Advertisement