Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kabar mengejutkan datang bagi penggemar laptop brand Toshiba. Perusahaan ini menjual unit bisnis komputer mereka ke Sharp.
Dilansir ZDNet, Kamis (7/6/2018), Sharp menggelontorkan sebanyak 4 miliar yen atau setara Rp 502 miliar untuk membeli bisnis komputer Toshiba.
Baca Juga
Advertisement
Alasan penjualan ini tak lain adalah memperkuat Toshiba Client Solution (TCS).
"Toshiba menentukan jalan terbaik untuk memperkuat TCS, menambah nilai korporasinya, dan meraih tingkat kompetensi global dan melanjutkan perkembangan bisnis adalah dengan memilih Sharp sebagai mitranya," tulis Toshiba dalam pernyataannya.
Pembelian tersebut diperkirakan selesai pada 1 Oktober 2018, sembari menunggu persetujuan pihak regulator. Aksi korporasi tersebut menandakan mundurnya Toshiba dari bisnis komputer, dan kembalinya Sharp ke bisnis ini setelah hengkang sejak 2010 lalu.
Melalui pembelian bisnis komputer Toshiba, serta dukungan perusahaan manufaktur elektronik Foxconn, Sharp diprediksi dapat bergerak luwes di bisnis manufaktur komputer.
Toshiba memang sedang berjuang keras agar bisa terus bertahan. Terutama, sejak divisi nuklir mereka bernama Westinghouse Electric harus berakhir kerugian pada 2017.
Pada 2005, Toshiba membeli Westinghouse Electric dengan dana yang besar, sayangnya akuisisi tersebut malah mengalami kerugian.
Perkembangan Laptop Semakin Modern
Bisnis Personal Computer (PC) saat ini semakin didominasi oleh laptop, dan sekarang laptop juga semakin modern, bahkan dicanangkan diperkuat Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan, AI).
Dikutip dari laman Engadget, Project Precog adalah laptop berlayar ganda lengkap dengan teknologi AI
Sayang, untuk saat ini PC canggih tersebut masih sebatas konsep.
Asus mengklaim, teknologi kecerdasan buatan yang terpasang di PC mampu mengoptimalkan pengisian baterai perangkat tergantung pada waktu pemakaian.
Berkat Intel Movidius, perangkat ini memiliki kemampuan mengetahui letak tangan kamu saat menggunakannya.
Ketika digunakan, laptop ini dapat digunakan seperti laptop biasanya, book mode, tent mode, dan dibaringkan ke permukaan yang rata (meja atau lantai).
Bagi pengguna yang bekerja di industri kreatif, laptop ini mendukung penggunaan stylus.
Bagi pelaku bisnis, Precog mampu mengantisipasi temu janji yang terpasang di kalender, dan memiliki kemampuan untuk menghemat baterai secara tepat, untuk memastikan kamu tidak kehabisan baterai.
Advertisement
Laptop Tiongkok Rajai Pasar Indonesia
Laptop asal Tiongkok saat ini tengah merajai pasar Indonesia. Komputer jinjing ini bersaing dengan merek-merek ternama pabrikan Amerika Serikat, Jepang, dan negara lain.
Di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur, sebagian besar laptop yang beredar bertuliskan Made In China di bawahnya.
Epen, salah satu pegawai toko laptop di PGC, mengatakan laptop pabrikan Tiongkok lebih laris dibanding merek lainnya.
"Harganya kan lebih murah dengan kualitas tidak jauh berbeda," kata Epen.
Dia lebih jauh menuturkan, hampir semua laptop yang ada di Indonesia merupakan pabrikan Tiongkok, tak terkecuali telepon genggam atau ponsel.
"Hampir semua yang di Indonesia made in China. Handphone juga gitu," ujarnya.
Epen mengaku tidak mengetahui persis kenapa hal tersebut bisa terjadi. Dirinya hanya menebak barangkali dari sisi pengeluaran jauh lebih hemat.
"Biar biaya produksi dan pajaknya lebih murah kayaknya. Jarang ada barang di Indonesia made in America, kecuali oleh-oleh."
Epen mengungkapkan, saat ini laptop maupun netbook yang paling sering ditanyakan dan diburu oleh pembeli adalah keluaran Lenovo, Asus, dan beberapa merek lainnya. Pembeli juga memilih laptop, selain berdasarkan harga, juga kebutuhan.
"Kalau buat ngetik doang yang biasa-biasa juga kan bisa. Kecuali buat yang suka main game agak beda kan spesifikasinya harus yang bagus," terangnya.
(Tom/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini