Liputan6.com, Riau - Kepolisian Daerah Riau mengerahkan 1399 personelnya untuk mengamankan arus mudik Lebaran Idul Fitri. Dalam operasi bernama Ketupat Muara Takus ini, jalur lintas barat atau yang mengarah ke Sumatera Barat mendapat perhatian khusus.
Kapolda Riau Irjen Nandang yang memimpin gelar pasukan di halaman kantor Gubernur Riau menyatakan jumlah itu belum termasuk dinas, instansi terkait, TNI dan sejumlah organisasi.
"Kalau gabungan dari dinas dan instansi lain ada 1907 orang," kata Nandang kepada wartawan, Rabu (6/6/2018) siang.
Selama mudik berlangsung, Nandang menyatakan Polri tidak akan pernah "tidur". Selama 24 jam akan dilakukan patroli ke pemukiman yang penghuninya mudik ke kampung halaman.
Hal itu dilakukan karena pada tahun ini kepolisian tidak menyediakan penitipan sepeda motor. Tidak adanya tempat menjadi alasan karena SPN di Jalan Pattimura tengah ada pembangunan Mapolda Riau yang baru.
Baca Juga
Advertisement
"Tempatnya tidak ada, dulu ada SPN. Sekarang lagi ada pembangunan, nanti dititipkan di sana takutnya rusak. Kan yang penting itu keamanan barang," kata Nandang.
Sementara itu, Direktur Lalu Lintas Polda Riau Kombes Rudi Syafiruddin menyebut jalur barat mendapat perhatian khusus karena prediksi kepadatan arus mudik dan rawan longsor. Sejumlah alat berat disiagakan untuk mengantisipasinya, termasuk mendekatkan pos pelayanan.
Tidak hanya pemudik, padatnya jalur ke Sumatera Barat ini karena kebiasaan masyarakat Riau berwisata ke Bukittinggi selama libur Lebaran. Jalur alternatif juga disiapkan untuk mengantisipasi hal tersebut.
"Longsor itu ada dua titik, kalau untuk jalan memang ada yang rusak tapi masih bisa dilalui," kata Rudi.
Petugas Dirikan Pos Pelayanan
Menurut Rudi, pos pelayanan didirikan di lokasi terdekat dengan titik rawan. Pos ini punya rumah makan, tempat istirahat, petugas kesehatan dan ada bengkel. Dengan demikian, pemudik yang kelelahan ataupun perjalanannya terhambat karena longsor bisa singgah di sana.
Meskipun padat, Rudi menyebut tidak akan ada sistem buka tutup di jalur barat. Lain halnya jika terjadi longsor sehingga terpaksa dilakukan pengalihan arus dan buka tutup jalan.
Selain di barat, Rudi menyebut jalur ke arah Siak sangat riskan. Pasalnya banyak jalan rusak di sana meskipun sudah dikordinasikan dengan dinas terkait.
"Biasanya kendala dinas soal anggaran. Akhirnya polisi hanya melakukan penjagaan saja," katanya.
Sementara di jalur lintas timur yang menghubungkan Riau dengan Jambi, Rudi menyebut juga rawan terjadi kepadatan arus karena banyaknya jembatan dan jalan rusak.
"Namun semuanya masih bisa dilalui oleh pemudik," ucap Rudi.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement