Liputan6.com, Bojonegoro - Mengunjungi perkampungan rumah walet di Desa Sukowati, Kecamatan Kapas, Bojonegoro, Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau Gus Ipul berkomitmen terus mendorong produk olahan Jawa Timur bisa menembus pasar ekspor.
Sedangkan untuk produk yang telah menjangkau pasar mancanegara, Gus Ipul berjanji akan terus ditingkatkan dan dikembangkan. Berdiri sejak 1988, industri di kawasan Desa Sukowati telah menembus pasar ekspor. Gus Ipul pun mengapresiasi eksistensi perusahaan ini.
Advertisement
"Kami mendukung perusahaan yang berbasis padat karya dan berorientasi ekspor. Apalagi, produk ekspor tersebut menggunakan mayoritas berbahan dasar lokal. Namun berharga mahal ketika menembus pasar luar negeri," ujar Gus Ipul.
Ke depan, lanjut Gus Ipul, pihaknya akan mendukung peningkatan pasar ekspor, khususnya produk sarang walet. Di antaranya, kata dia, dengan mempermudah perolehan bahan baku.
Gus Ipul menjelaskan, caranya dengan memperbanyak peternak sarang walet di Jawa Timur. Yang mana, untuk saat ini produk mentah sarang walet mayoritas masih didapat dari peternak asal Kalimantan.
"Sebenarnya industri ini bukan hanya berpotensi di sisi pengemasannya saja. Namun, sudah sejak proses budidaya. Potensi ini sangat bagus dikembangkan di Jawa Timur," papar pasangan Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Puti Guntur Soekarno ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Berikan Pendampingan
Tak hanya itu, bagi industri yang ingin membuka pasar ekspor, Gus Ipul juga akan melakukan pendampingan.
"Proses pendampingan bukan hanya pada proses pengolahan, namun juga hingga pemasaran. Sehingga, dengan mengetahui target pasarnya, maka sekaligus bisa menentukan kualitas produknya," tegas Gus Ipul.
Untuk diketahui, industri ini sudah melalanglang buana. Mulai dari Hongkong, Taiwan, China, hingga Jepang menjadi negara jujukan produk ini. Di negara tujuan, sarang burung walet menjadi bahan baku makanan, minuman, hingga obat-obatan.
Industri ini mengolah sarang burung walet yang diperoleh dari dalam dan luar Jawa Timur. Sarang yang diperoleh dari para peternak burung walet, selanjutnya dipilah dan kemudian dikemas menjadi produk laik jual.
Proses pengolahan tersebut dilakukan oleh masyarakat sekitar desa dengan menyerap sekitar 700 pekerja baik perempuan maupun laki-laki. Seluruh proses pengemasan tersebut dilakukan di kawasan ini.
Reporter : Fahmi Azis
Sumber : Merdeka.com
Advertisement