Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melemah usai sempat bergerak di level terendah. Hal itu dipicu investor mengamat pertemuan negara-negara G7 pada akhir pekan ini.
Pada awal sesi, harga emas sempat menguat usai dolar Amerika Serikat (AS) melemah seiring data perdagangan menunjukkan defisit perdagangan AS yang menyempit.
Harga emas untuk pengiriman Agustus turun 80 sen atau 0,1 persen ke posisi USD 1.301,40 per ounce.Sentimen pertemuan negara G7 pengaruhi harga emas.
Baca Juga
Advertisement
Pejabat pemerintahan negara G7 akan bertemu di Kanada pada akhir pekan ini. Kemungkinan menteri keuangan negara G7 akan menegur langkah pemerintah AS di bawah pimpinan Donald Trump terkait tarif impor perdagangan.
"Meskipun perdagangan global tetap menjadi isu dominan, pergerakan harga emas juga membutuhkan katalis baru untuk mempercepat pergerakan harga emas,” ujar Analis FXTM Lukman Otunuga, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (7/6/2018).
Adapun katalis yang sangat dibutuhkan saat ini bisa dalam bentuk Presiden AS Donald Trump dapat menciptakan kekacauan dan ketidakpastian selama konferensi tingkat tinggi (KTT).
Investor mungkin mendapatkan tanda-tanda kekhawatiran mereda usai Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin membebaskan Kanada dari tarif logam. Selain itu, China menawarkan untuk membeli barang AS senilai USD 70 miliar agar Trump meredakan ancaman tarifnya.
"Perang dagang adalah satu-satunya faktor memberikan dukungan untuk harga emas. Pembalasan adalah tindakan yang dimiliki oleh pelaku pasar, konsekuensi langsung dari tindakan Trump,” kata Naeem Aslam, Analis Think Markets.
Defisit Perdagangan
Meksiko menyatakan produk AS yang ditargetkan kena impor senilai USD 3 miliar untuk barang termasuk apel. Ini sebagai pembalasan dari penerapan pengenaan impor baja dan aluminium Meksiko oleh AS.
Sementara itu, data ekonomi AS menunjukkan defisit AS menyusut 2,1 persen pada April. Neraca perdagagan itu terjadi sebelum tarif Trump berlaku. Defisit AS turun ke level terendah dalam tujuh bulan. Namun masih ada kesenjangan pada 2018, dan akan lebih melebar ke level tertinggi dalam satu dekade.
"Aspek lain di mana harga emas akan melihat sejumlah dampak dari pertemuan the Federal Reserve yang akan datang. Diharapkan the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lagi. Kekuatan dalam indeks dolar AS bisa mendorong harga emas kembali ke USD 1.280,” ujar Aslam.
The Federal Reserve akan rilis pernyataan kebijakan moneter pada 13 Juni 2018. Kenaikan suku bunga riil berdampak pada biaya harga emas. Hal tersebut juga mendorong investor mengalihkan dana ke aset berisiko seperti saham.
Indeks dolar AS pun turun 0,3 persen ke posisi 93,65 usai diperdagangkan di level terendah. Pada perdagangan Rabu waktu setempat, harga perak untuk pengiriman Juli naik 0,9 persen menjadi USD 16.694 per ounce. Harga tembaga naik dua persen ke posisi USD 3.262 per pound.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement