Bangun Tol Trans Sumatera, Hutama Karya Butuh Tambahan Modal Rp 12,5 Triliun

Kementerian BUMN tengah menyiapkan beberapa upaya untuk membantu Hutama Karya dalam mempercepat pembangunan jalan tol Trans Sumatera.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Jun 2018, 10:00 WIB
Proyek Tol Trans Sumatera Medan-Binjai (Foto: Dok BPJT Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - PT Hutama Karya (Persero) memiliki pekerjaan besar, yaitu membangun jalan tol Trans Sumatera. Membangun jalan tol sepanjang lebih dari 2.000 km tersebut dibutuhkan investasi yang cukup besar.

Kementerian BUMN tengah menyiapkan beberapa upaya untuk membantu Hutama Karya dalam mempercepat pembangunan jalan tol Trans Sumatera. Salahnya satu dengan rencana pemberian Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 12,5 triliun.

"Kami coba usulkan untuk adanya PMN Rp 12,5 triliun sepanjang 2019. Kami sedang berbicara dengan Kementerian Keuangan mengenai kemungkinan itu," kata Deputi Kementerian BUMN Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Pelabuhan (KSPP) Ahmad Bambang (AB) di Jakarta, Kamis (7/6/2018).

PMN ini akan diusulkan untuk masuk dalam APBN 2019. Besarnya PMN yang diusulkan menjadikan pihaknya harus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan DPR.

Namun demikian, Kementerian BUMN juga telah mempersiapkan beberapa strategi apabila PMN tersebut tak disetujui untuk masuk di APBN 2019. Apa saja?

Pertama, AB mengaku akan mendorong PT Hutama Karya (Persero) untuk melepas saham di beberapa ruas tol miliknya di Trans Sumatera. Dengan demikian, perseroan akan mendapat dana segar demi membangun ruas tol baru.

Strategi kedua, merevisi beberapa target penyelesaian pembangunan jalan tol Trans Sumatera. Pada tahap ini, akan dipisahkan mana proyek jalan tol yang didahulukan dan mana yang ditunda, sesuai dengan kondisi keuangan HK.

"Jadi kalau PMN tidak disetujui, kami sudah siapkan beberapa opsi pilihannya itu," ujar dia. (Yas)


Hutama Karya Harus Percepat Pembangunan Tol Trans Sumatera

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus melakukan penyelesaian jalan tol Trans Sumatera, termasuk Tol MKTT

Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menunjuk Bintang Perbowo untuk menduduki jabatan Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero). Sebelumnya, Bintang adalah Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Menteri BUMN Rini Soemarno memilih Bintang bukan tanpa alasan. Pengalamannya di sektor konstruksi sangat dibutuhkan untuk menangani Hutama Karya.

Tentu saja, ada pekerjaan rumah yang dititipkan Kementerian BUMN kepada Bintang di Hutama Karya.

"Percepat pembangunan jalan Tol Sumatera karena konsesinya memang buat Hutama Karya. Atur financing, sehingga tetap sehat," kata Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana Prasarana Perhubungan (KSPP) Ahmad Bambang kepada Liputan6.com, Kamis 24 April 2018.

Ahmad Bambang memandang selama ini pembangunan proyek jalan tol Trans Sumatera berjalan cukup moderat. Hal ini juga menjadi alasan mengapa I Gusti Ngurah Putra yang sebelumnya menjabat Direktur Utama Hutama Karya kini ditempatkan sebegai Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

"Betul, pembangunan Trans Sumatera masih kurang karena belum sinkron antara Hutama Karya sebagai pemegang konsesi dengan Waskita Karya selaku kontraktor utama. Karena itu, Dirut Hutama Karya yang lama dipindah ke Waskita biar sekalian mempercepat," cerita Ahmad Bambang.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya